SNOW BLACK

Salah paham

Jangan lupa bintangnya, jadilah orang yang menghargai karya orang lain!

Thx u!

[Part 21]

Semua mata tertuju pada Reno. Lelaki itu membuang napas pasrah. "Kenapa jadi curiga ke gue sih? Yakali gue mau nyakitin sahabat gue sendiri? Yang harus dicurigai itu, Pangeran. Bukan gue."

Tio beranjak dari tempat duduknya, tatapan Tio benar-benar mematikan. Lelaki berpakaian serba orance itu mengeluarkan pistol yang sengaja dia sembunyikan di dalam celananya. "Ngaku atau saya tembak?!" ucap Tio penuh penegasan. Pistol itu sudah berada tepat di kepala Reno.

Gluph.

Arnol, Rani, dan Pak Jaja tak kalah kaget, ketiganya mematung. Melihat Tio seperti ini, terlihat menyeramkan sekali. Wajahnya datar namun tatapan matanya begitu mematikan. Membuat Reno mati kutu.

"Angkat tangan!"

Reno menelan ludah, mengangkat kedua tangannya yang gemetar. Kenapa dia menjadi orang yang dicurigai di sini?

"Kak... bu-bukan gue...."

"Kamu kemana saat itu?"

Tubuh Reno gemetar, sekali bergerak saja mungkin dia akan mati dengan cara tidak hormat di rumah sahabatnya ini. "Gue ke toilet, kak."

"Kapan?"

"Arnol pergi, gak lama gue juga ikut pergi."

"Apa kamu punya bukti? Di Cctv kamu berlari sambil sembunyi-sembunyi di koridor sekolah, mencurigakan sekali."

"Itu cuma gabut, kak."

Tio berdecih. "Cih. Tidak masuk akal. JUJUR atau SAYA TEMBAK! Cepat katakan!"

Arnol, Rani, dan Pak Jaja hanya berdiam diri. Ketiganya takut sekali membuka mulut, takut membuat Tio semakin marah.

Reno menggigit bibir bawahnya, kepalanya terus menunduk. Tidak berani menatap Tio yang memanas. "Kalau kakak gak percaya, silahkan telpon Elang. Gue izin ke toilet sama dia. Fajrin cewek, ngapain gue izin sama dia? Dia gak tahu apa-apa."

Tio menatap Arnol tanpa ekspresi. Arnol yang seakan mengerti, langsung mengangguk. Lelaki berlesung pipi itu langsung mencari nomor telpon Elang. Dalam waktu sekejab, langsung dia dapatkan.

"Hallo, Elang?"

Arnol menekan tombol loudspeaker.