Fadhil

15 4 1
                                    

[Part 55]

Selamat tahun baru, maaf gak bisa selesain cerita sebelum tahun 2022. Doain semoga semuanya berjalan lancar, okeyy?

Kedua netra Arnol membulat sempurna saat mengetahui Aca selama ini tinggal di panti asuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua netra Arnol membulat sempurna saat mengetahui Aca selama ini tinggal di panti asuhan. Tapi, wait, apakah itu Aca yang sama dengan adik kelasnya?

"Ya ampun, Bunda lupa titipin minumnya juga sama Jeje." Bunda Deby langsung bergegas bangkit dari tempat duduknya. Menuangkan secangkir air minum dan berniat untuk mengantarkannya ke atas, tempat Caca berada.

"Bun," cegah Arnol. "Boleh Arnol aja yang anterin minumnya?"

Bunda Deby diam beberapa saat. "Boleh, kamu udah makannya?"

"Udah, Bun."

Bunda Deby mengangguk. "Ini airnya, kamu naik aja ke atas, terus di sebelah kanan ada pintu kamar wana pink, nah ketuk aja, Caca ada di dalam."

Arnol mengangguk paham, dengan cepat lelaki itu naik ke atas menuju kamar Caca. Arnol sudah sangat jarang ke panti asuhan ini, bahkan ke lantai dua ini juga sangat jarang sekali.

Setelah melihat pintu kamar berwarna pink seperti yang Bunda Deby maksud, dengan cepat Arnol mengetuknya.

Tok tok tok.

Arnol mengetuk pintu dengan perlahan. Tanpa butuh waktu yang lama, pintu tersebut berderit pelan. Ternyata Jeje yang membuka pintu. "Kak Arnol? Oh minumnya ya? Jeje lupa tadi minta sama Bunda. Sini Kak minumnya Jeje kasih sama Kak Caca."

Baru saja Jeje ingin mengambil secangkir air minum yang ada di tangan Arnol, tetapi dengan cepat Arnol menahannya. "Kakak aja yang kasih, Jeje turun aja ke bawah, Jeje belum makan 'kan?"

Dengan polosnya Jeje mengangguk. "Iya, Jeje turun ya Kak."

"Iya."

Setelah memastikan Jeje sudah pergi, Arnol mengetuk pintu kamar Caca lagi lantaran masuk ke dalam kamar tersebut dengan perlahan, tentunya tetap membiarkan pintu kamar itu terbuka. Di sana, Arnol dapat melihat seorang gadis yang tengah memunggunginya menghadap ke arah jendela. Caca seperti sedang termenung, makanan yang Jeje beri tadi juga belum sedikit pun disentuh.

Arnol meletakkan segelas air minum yang sejak tadi dia pegang ke atas meja.

"Caca?" panggil Arnol pelan.

Tubuh Caca menegang sempurna. Suara itu? Caca seperti tidak asing mendengarnya. Dengan cepat Caca memutar tubuhnya, menghadap ke arah sang pemanggil. Kedua netra Caca melotot kaget lantaran melihat Arnol yang berdiri di hadapannya sekarang. Arnol juga ikut kaget, ternyata benar, Caca adalah Aca adik kelasnya.

"Kak Arnol?"

Arnol terdiam mematung. Setelah beberapa detik, Arnol mencoba untuk mendekatkan dirinya ke arah Aca. Kedua insan itu kini berhadapan dengan jarak kurang lebih satu meter. "Ka-Kakak ngapain ke sini?" tanya Aca, sedikit takut.

SNOW BLACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang