Putri Salju

349 32 90
                                    

BEBERAPA PART ADA YANG DI PRIVATE, JADI FOLLOW DULU BARU BISA BACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BEBERAPA PART ADA YANG DI PRIVATE, JADI FOLLOW DULU BARU BISA BACA.

Typo bilang ya.

🥀

⚫️⚫️⚫️

Brak!

Tubuh lelaki jangkung itu terbanting kasar ke lantai. Nafas Alfon menggebu-gebu, darahnya berdesir naik. Tangannya mengepal kuat. Amarahnya benar-benar memuncak.

"Stupid! Ibu mu pergi, kau tidak tahu?"

Lelaki itu terus diam, dia berusaha untuk bangkit. Luka di kaki yang awalnya sudah mulai mengering, kini kembali basah. Sejak tadi kakinya mengeluarkan sedikit demi sedikit cairan merah kental akibat sebatan tali pinggang yang dilakukan oleh Alfon─ayah nya sendiri.

"JAWAB ARNOL!"

Tubuh Arnol benar-benar lemas tak berdaya. "Akh-aku benar-benar gak tahu kemana ibu pe-pergi, ayah," jawab Arnol terputus-putus.

"Cih. Anak macam apa kamu?"

"Maaf ay──"

Ctash!

"Argh..."

Lagi dan lagi. Sebatan tali pinggang itu mendarat untuk kesekian kalinya di kaki kekar milik lelaki malang itu. Baru saja ingin berdiri, kini Arnol kembali terbaring lemas di lantai. Napasnya tidak teratur, ia terus memegangi kakinya, menahan sakit. Tutup lantai yang awalnya berwarna putih, seketika berubah menjadi merah kehitaman.

"BODOH! ANAK BODOH!"

Mata Arnol berair. Ya Tuhan bolehkah dia membenci takdir? Kenapa selalu kepedihan seperti ini yang dia rasakan setiap hari. Hidupnya bak bara api, seperti neraka.

Smirk tercipta, Alfon mendekat pelan kearah lelaki berlesung pipi di hadapannya. Sedetik kemudian, Alfon menendang kasar tubuh anaknya itu, tak lupa, dia juga sengaja menginjak-nginjak perut Arnol. "Cari Ibu mu, atau kau akan menyesal."

Arnol berteriak, menahan kaki Alfon yang menginjak perutnya. Mual, mual sekali. Ia benar-benar tidak tahan, rasanya ingin muntah. "Ayah, p-please ayah, sak──"

Alfon menghentikan perbuatannya, dia berdecih. "Lemah."

Setelah melakukan itu semua, Alfon keluar santai dari kamar anaknya itu, bersiul dan bersenandung indah seolah tidak terjadi apa-apa. Menyisakan lelaki malang yang terbaring dengan keadaan tidak baik-baik saja.

SNOW BLACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang