Seorang Pembohong

13 4 0
                                    

48.

Bentar lagi tamat shayyy

Sampai sini, udah pada tau siapa pembunuh sesungguhnya?

Sampai sini, udah pada tau siapa pembunuh sesungguhnya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pulang berkerja, Arnol kembali ke rumah. Menjadi petugas bersih-bersih di panti asuhan bukan hal yang mudah tentunya. Terlebih lagi banyak anak-anak kecil yang belum mengerti apa-apa. Baru saja Arnol selesai menyapu, eh dibuat kotor lagi. Baru saja Arnol selesai mengepel, eh mereka masuk panti malah pakai sepatu, membuat Arnol harus melakukan pekerjaan itu berulang kali. Ntah kenapa, Arnol menjadi teringat pada Pak Jaja. Lelaki kuat nan tangguh yang Arnol kenal. Dengan perlahan, Arnol tersenyum, dia yakin Pak Jaja sudah bahagia di surga sana.

Tok tok tok.

Pintu Arnol diketuk oleh seseorang. Dengan cepat Arnol membukanya.

"Kak Tio?"

Tio masuk begitu saja dan langsung duduk di atas sofa ruang tamu. Rumah Arnol sudah seperti rumahnya sendiri. "Ini berkas yang kamu minta."

Kedua alis Arnol terangkat. Dengan cepat dia mengambil dan membaca berkas yang Tio berikan.

"Kamu meminta saya menyelidiki kembali latar belakang Pangeran dan keluarganya buat apa?"

Arnol tidak menjawab, kedua netranya dengan fokus membaca kertas berisikan latar belakang yang Tio berikan. "Ntar Kakak juga tahu sendiri."

Tio membuang napas berat. Memperhatikan Arnol yang tengah fokus membaca lembaran-lembaran kertas yang dia berikan.

"Ti-tidak mungkin!"

Dahi Tio berkerut, lelaki itu terkejut, melihat Arnol panik seperti itu, Tio menjadi ikut-ikutan panik. "Apanya yang tidak mungkin?"

Arnol terdiam. Dadanya naik turun dengan cepat, napas Arnol menggebu-gebu. "Kak, i-ini pasti salah!"

"Tidak mungkin salah, Arnol. Teman saya hebat dalam hal ini, dia sudah biasa menyelidiki latar belakang orang lain jika ingin memecahkan suatu kasus. Dan dia tidak pernah salah."

"Ta-tapi──"

"Kamu kenapa, sih? Kok tegang gitu?"

Arnol mencoba untuk menormalkan detak jantungnya. Dengan tangan yang sedikit gemetar, Arnol mengeluarkan ponselnya yang sejak tadi berada di saku celananya. "I-ini...."

Tio mendekat, lelaki berprofesi sebagai polisi itu langsung mengambil ponsel Arnol begitu saja. "Kamu kenapa, sih?" Tio melihat foto yang ada di ponsel Arnol. Ternyata itu adalah buku tahunan yang sempat Arnol foto waktu ke SMP 66.

"Lalu Kakak baca ini." Arnol memberikan surat yang dia ambil di kotak masalah SMP 66. "Ini surat Pangeran yang nulis."

Tio membacanya dengan cepat, terkadang lelaki tampan itu melihat kembali ke arah foto yang ada di ponsel Arnol, lalu kembali lagi ke surat yang ada di tangannya. Membandingkan keduanya. Setelah mengerti apa yang Arnol maksud, tubuh Tio menegang sempurna. Kedua netranya membulat. "Ar-arnol──"

SNOW BLACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang