Freya

77 16 61
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

"Emang ada apa sih, Nol? Kok lo bisa babak belur kek gini."

"Lo dipukul? Dikroyok?"

Helaan napas terdengar pelan. Arnol menggeleng. "Enggak."

"Terus?"

Reno menatap tajam lelaki di hadapannya, memegang kedua bahu Arnol. "Nol, kita sahabatan udah lama banget, tujuh belas tahun. Pliss, jangan ada yang lo sembunyiin, kita sahabat, temen, keluarga, lo saudara gue, gue saudara lo, kita saudara. Gue, Rani, selalu ada buat lo. Jadi tolong, no secrets between us, Arnol."

Tatapan Arnol benar-benar pilu, matanya memerah, tak kuat menahan tangis. Napasnya memburu. Iya, tujuh belas tahun, tujuh belas tahun dia menanggung beban ini sendiri. Merasakan hidupnya bak bara api, seperti neraka. Tujuh belas tahun juga, Arnol tidak pernah merasakan kehangatan kasih sayang orang tuanya, keharmonisan keluarganya, bahkan setiap masuk ke dalam rumah, ketakutan selalu menghantui dirinya. Kadang tubuhnya bergetar hebat, hanya untuk melangkahkan kaki masuk masuk ke dalam rumah. Takut. Takut Alfon yang tiba-tiba datang dan memukulinya habis-habisan.

"Nol?"

Arnol sontak kaget, dia memejamkan netra sesaat, menepis jauh-jauh apa yang dia pikirkan sebelumnya. Perlahan, Arnol tersenyum. "Udahlah, gak perlu ada yang di khawatirin. Aku cuma berantem doang."

"Karena apa?"

"Biasa."

"Biasa apa?"

Arnol menelan ludah, sahabatnya itu terus bertanya sampai ke akar-akarnya. "Mh. Biasa, mereka ngebut-ngebut di jalan. Aku tegur malah ngajak berantem. Ya, jadinya gini."

Reno dan Rani berpandangan sesaat, menatap Arnol penuh dengan tatapan curiga. "Kalau lo ketauan bohong, parah lo, lo gak nganggep kita ada," ujar Reno.

Maaf. Lagi-lagi dia berbohong. "Iya."

Rani membuang napas pelan. "Udah, Arnol, lo mau makan apa? Gue beliin bubur ayam ya? Lo suka kan? Biar tenaga lo balik lagi, okey?"

Arnol tersenyum manis, menerima dengan senang hati. "Oke, suapin tapi ya," balas Arnol seraya terkekeh.

"Siap, bos!"

Rani tertawa, syukurlah kalau sahabatnya itu tidak kenapa-kenapa. Gadis berambut sebahu itu lantas pergi meninggalkan Uks, berniat untuk mencarikan Arnol makanan.

***

"Gimana, Nol? Udah ada kabar tentang Freya?"

SNOW BLACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang