⚫️🥀
Pagi yang cerah, suasana hati lelaki yang sudah siap berangkat ke sekolah itu sangat bagus. Ia menuruni anak tangga dengan perlahan. Didapatinya kedua orangtuanya yang tengah sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Arnol memutar mata malas, ia menghela napas. Seketika, mood pagi yang awalnya baik, kini memburuk.
"Ayah, ibu, Arnol pamit mau berangkat sekolah."
Niatnya, Arnol ingin mencium tangan kedua orang tua nya sebelum benar-benar pergi ke sekolah. Layaknya anak pada umumnya. Tetapi, jangankan mencium tangan, di sentuh sedikit saja mereka menolak. Se-menjijikan itu Arnol di mata mereka.
Alfon mengibaskan tangannya. "Pergi saja."
Arnol mengangguk.
Tidak butuh waktu lama, kini lelaki berseragam putih abu itu sudah sampai di depan sekolahnya. Kebohongan di mulai lagi, di sekolah ia tidak boleh kelihatan sedih.
"Bang Arnol!"
Arnol menghentikan langkahnya, ia tersenyum manis kepada Pak Jaja, melihatkan deretan giginya yang putih dan rapi. Pak Jaja yang merupakan salah satu tim kebersihan sekolah itu melambaikan tangan, menyapa Arnol.
Arnol tersenyum ramah. "Eh, Pak Jaja, bapak apa kabar?"
"Bapak baik bang. Abang apa kabar?"
"Baik juga dong."
Pak Jaja tersenyum. "Syukurlah."
Hampir tiga tahun Arnol sekolah di tempat ini, sudah menjadi rutinitasnya berdialog singkat sebelum benar-benar memulai jam pelajaran bersama pak Jaja. Pak Jaja orang yang asik, baik, ramah dan juga pengertian. Meskipun Pak Jaja umurnya sudah hampir kepala lima. Tetapi tenaga dan sifat pekerja keras Pak Jaja seperti anak muda. Pak Jaja tipe orang yang cekatan dan memiliki tekad yang tinggi. Arnol benar-benar sangat mengaguminya.
Waktu Arnol masih duduk di bangku kelas sepuluh, Pak Jaja adalah orang pertama yang menyapa Arnol. Pak Jaja juga yang menjadi orang tua pengganti atau mengaku sebagai orang tua wali dari Arnol dengan alasan orang tua kandung Arnol sibuk bekerja. Sehingga, membuat Arnol tidak malu karena semua teman barunya di dampingi orangtua mereka. Untung ada Pak Jaja, kalau tidak ia mungkin sendirian.
"Abang udah sarapan?"
Arnol terkekeh. "Hehe belum pak."
Dengan sigap, Pak Jaja langsung meletakkan sapu yang ada di tangan kanannya. "Sebelum belajar, sarapan dulu biar belajarnya semangat. Nih." Pak Jaja menyerahkan satu kotak bekal berisi roti coklat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SNOW BLACK
FantasyPERINGATAN⚠️ •BANYAK KATA-KATA & ADEGAN KASAR, MOHON UNTUK TIDAK DITIRU!!!! •BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA! •18+ (ADEGAN PEMBUNUHAN) •DIPENUHI TEKA-TEKI •MEMBUAT KALIAN SUSAH MOVE ON •MENGANDUNG BOMBAY •DAPAT MEMBUAT MATA KAL...