Kunci

43 8 49
                                    

🎼 My old story

Hi, Juni kambek!

Oh ya, cuma mau kasih tau kalau Juni sering update seputar cerita ini di wall, up atau enggak, jadi kalau mau tau, follow Juni dulu yach!

Sekian.

Kenapa kurcacinya kiyowo sekali:(

Kenapa kurcacinya kiyowo sekali:(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◾️◾️◾️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◾️◾️◾️

Tio terdiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tio terdiam. Arnol terus melanjutkan ceritanya, sesekali Arnol menahan air matanya agar tidak tumpah. Sungguh, kehidupan Arnol terlalu pahit untuk diceritakan. Tio saja yang mendengar itu terdiam seperti patung, menggeleng-gelengkan kepala tidak percaya, tidak menyangka jika partnernya itu mengalami hidup sesulit ini.

"Sampai sekarang, ayah masih sering memperlakukan Arnol seperti itu. Kakak lihat ini?" Arnol menunjukkan beberapa luka yang ada di tubuhnya. "Ini, ini, ini, ini, ini dan ini, semua ini ayah yang buat."

Tio menelan salivanya. Melihat Arnol yang mengangkat bajunya sedikit keatas, memperlihatkan semua luka yang ada di tubuhnya, Tio menggeleng tak percaya. "Arnol, kamu tidak bercanda?"

Arnol membuang napas lelah. "Buat apa bercanda, kak? Arnol berkata yang sejujurnya."

"Dan, tidak ada yang tahu tentang ini? Saya orang pertama yang tahu?"

SNOW BLACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang