Balas dendam

60 11 73
                                    

[Part 23]

[Part 23]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki yang memakai seragam sekolah itu tengah membuat sesuatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki yang memakai seragam sekolah itu tengah membuat sesuatu. Arnol sengaja memasak nasi goreng dan membuat susu hangat untuk ibunya. Sungguh, ini adalah hari pertama Arnol bisa sebahagia ini.

Pintu terbuka.

"Bu?"

Nayla mendongak. "Woah! Apa itu sarapan untuk ibumu ini?"

Lihat? Nayla benar-benar sudah berubah. Yang awalnya setiap Arnol datang dia selalu memberontak, sekarang dia menerima dengan senang hati. Dan, Nayla juga jauh lebih ceria dari sebelumnya.

"Iya, buat ibunya Arnol hehe."

"Suapin, ya?"

Arnol diam, menatap insan di hadapannya, sesekali dia melihat jam yang melingkar di tangannya.

"Kenapa? Oh udah mau berangkat ke sekolah, ya? "

Tidak. Dia benar-benar tidak bisa menolak permintaan ibunya. Baiklah, untuk kali ini Arnol memilih terlambat. "Enggak. Yauda, sini Arnol suapin."

"No no no! Ibu bisa makan sendiri kok, kamu pergi sekarang aja nanti terlambat."

"Beneran, bu?"

Nayla menampilkan senyumnya yang paling manis. Dia mengangguk, lantas memeluk satu-satunya anaknya itu. "Arnol?" panggil Nayla pelan dalam pelukannya.

"Ya?"

"Kamu adalah anak yang berani, kuat, mandiri. Ibu menyukai kamu yang sudah terbiasa hidup tanpa ibu. Lakukan seperti itu terus, ya?"

Arnol merenggangkan pelukannya. "Kenapa Arnol harus hidup tanpa ibu lagi? Mulai sekarang kita akan terus bersama. Ibu akan selalu di samping Arnol. Selamanya."

Nayla tersenyum. Kedua netranya menatap anaknya itu, dia menjulurkan jari kelingkingnya. "Berjanjilah kepada ibu, apabila ada yang menyakitimu, kamu harus membalasnya. Jangan selalu diam."

Arnol diam beberapa saat. Mengamati jari kelingking ibunya yang tertuju padanya. "Kenapa ibu berbicara seperti itu?"

"Dan satu lagi, kamu menyayangi ibumu ini, kan? Maka balaslah dia, siapapun yang menyakiti ibu. Ayo, berjanjilah."

SNOW BLACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang