Sang Ratu

55 14 65
                                    

"Gimana caranya kakak dapet izin buat jadi tukang kebun sekolah tanpa ada yang curiga?" tanya Reno penasaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana caranya kakak dapet izin buat jadi tukang kebun sekolah tanpa ada yang curiga?" tanya Reno penasaran.

"So easy, apapun bisa dilakukan kalau ada uang," balas Tio santai.

Rani menggelengkan kepalanya. "Kepala sekolah bisa disogok ternyata. Eh, tapi Om, kok kepala sekolah gak curiga ya? Oom 'kan ngasih duit banyak sama dia, tapi kenapa harus jadi tukang kebun? Segampang itu dia percaya?"

Tio mengangkat kedua bahunya acuh. "Gak tau tuh, bego emang."

"Apa rencana selanjutnya?" tanya Arnol yang tiba-tiba mengganti topik pembicaraan.

"Plat mobil? Gimana kak? Udah ada info?" tanya Arnol lagi.

Tio membuang napas lelah. "Udah, ini masalahnya, mobilnya tidak bisa dilacak."

"Hah?"

"Saya sudah minta tolong kepada teman saya, setelah kejadian, diduga nomor pintu di ubah. Gps dirusak. Semua perangkat yang terkait dengan sistem dicabut. Dan yang paling parah, kemungkinan besar mobil tersebut dihancurkan."

Arnol berdecak, menendang kasar pot bunga yang ada di hadapannya. Sialan.

"Tenang saja, Arnol. Kita bisa jalankan plan B."

"Plan B, apa itu?" tanya Reno penasaran.

Tio menghela napas. "Kalau menemukan pelaku hanya dengan beberapa clue saja sangatlah sulit, kita gunakan cara lain, memancing pelaku itu keluar dengan sendirinya."

Arnol memandang Tio beberapa saat. "Maksud kakak menunggu sampai ada korban selanjutnya? Gila!"

Tio mengangguk. "Iya, Cctv sudah dipasang 'kan? Ciri-ciri gadis yang dia culik atau bunuh juga kita sudah tahu. Itu sudah cukup untuk memancingnya."

Arnol terkekeh. "Heh. Kakak kira kita bermain dengan manusia biasa? Bukan! Pangeran itu psikopat, kak. Menunggu sampai dia beraksi lagi, lalu, bagaimana kalau terjadi apa-apa kepada Freya?"

Rani memegang lengan Arnol, mencoba menenangkan sahabatnya itu. "Nol, tenang, Pangeran gak bakal bunuh Freya, kok."

Arnol menatap Rani dengan tajam. Lelaki itu tersenyum getir. "Ran, coba kamu pikir sebagai sesama perempuan, Freya itu cewek, kalau gak dibunuh okey Alhamdulillah, tapi kalau di apa-apain gimana? Mikir tuh pake ini," Arnol mengetuk-ngetuk dahi Rani. "Pake otak."

Rani bungkam.

"Kalau bukan seperti itu, apa ada cara lain?" tanya Reno.

Napas Arnol menggebu-gebu. Benar, tidak ada cara lain. Pangeran hanya akan meninggalkan clue kalau sudah melakukan sesuatu, membunuh misalnya.

Tiba-tiba ponsel keempatnya bergetar secara bersamaan. Dengan cepat mereka mengecek ponsel masing-masing. Arnol, Reno, Rani, dan Tio berpandangan beberapa saat. Mata mereka membulat sempurna, kaget.

SNOW BLACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang