PROLOG

876 52 59
                                    

Bintangnya jangan lupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bintangnya jangan lupa.
Jadilah orang yang menghargai karya orang lain!

⚫️⚫️⚫️

[S N O W B L A C K]

Seorang pria tengah menyeret paksa gadis yang sejak tadi terus memberontak, dengan tangan yang berlumur cairan merah kental. Pria bertubuh tinggi itu menyeretnya tanpa belas kasihan, memperlakukan wanita malang itu layaknya peliharaan.

Gadis berambut sebahu bergelombang itu tidak bisa apa-apa. Kepalanya bocor akibat pukulan besi yang menghantamnya. Cairan darah segar yang kental terus keluar. Posisinya saat ini telungkup, seseorang terus menariknya. Sungguh, dia benar-benar diperlakukan layaknya binatang. "Akh. To-tolong lepas kan akh...."

Pria yang berpakaian serba hitam itu mengabaikan teriakan pilu wanita tersebut, ia bersiul santai seolah tak terjadi apa-apa.

Disinilah mereka sekarang, didalam ruangan kecil yang kumuh dan tidak terurus, bau anyir darah menusuk indra penciuman. Barisan pisau tajam dengan berbagai ukuran tersusun rapi bergantungan di dinding. Dan anehnya, terdapat beberapa foto gadis cantik yang seperti sengaja ditancap menggunakan pisau kecil.

"Kita sudah sampai."

Dengan posisi tubuh yang kehabisan tenaga, mata yang sembab. Darah segar yang terus mengalir deras dari kepalanya membuatnya semakin tidak berdaya. Namun sebisa mungkin ia berusaha untuk kembali memberontak dan menyelamatkan diri. "Ka-kau siapa? lepaskan aku! Aku m-mohon."

Lelaki itu tidak menghiraukan. Secepat kilat ia mengangkat tubuh gadis yang terus saja memohon kepadanya itu dan menjatuhkannya begitu saja di atas kasur. Ya, ruangan ini memiliki satu kasur lusuh yang berukuran tidak terlalu besar. Dan dengan cepat ia mengikat kedua tangan dan kaki gadis itu di besi yang sengaja ia tancapkan di sisi-sisi kasur.

Dengan nafas yang menggebu-gebu. Darahnya berdesir naik. Gadis itu terus saja memberontak. "LEP-PASKAN AK ── mmphh" spontan mulutnya langsung dibungkam dengan mulut lelaki yang menyiksanya. "Hm. Manis." ucapnya singkat.

Gadis yang dibawanya sekarang bukanlah gadis yang pertama. Tetapi ini yang ketiga kalinya ia lakukan. Ya, tepat dibelakangnya ada dua gadis yang tengah terkurung di kandang besi yang berbeda sedang menyaksikan. Kedua gadis itu sejak tadi menangis ketakutan. Dan anehnya, kedua gadis itu menggunakan gaun cantik layaknya pengantin.

Setelah beberapa menit ciuman bringas itu terlepas. Ia mendekatkan mulutnya ke telinga gadis yang sejak tadi berusaha menyelamatkan diri. "Diam sayang, atau nanti kau akan mati."

"DASAR BRENG ── mmphh" lagi-lagi mulutnya dibungkam kasar. Tetapi kali ini menggunakan sapu tangan kecil. Dan anehnya sapu tangan itu seakan mempunyai lem, langsung menempel begitu saja. Spontan membuatnya tidak bisa berbicara.

"Kenapa, hm? kau tidak bisa bicara sayang?"

Sementara kedua gadis yang menyaksikan langsung itu terus menangis. Mereka tau rasanya bagaimana menjadi gadis yang disiksa dihadapannya sekarang. Mereka dulu merasakannya. Rasanya seperti tidak ada lagi harapan untuk hidup.

"DIAM! AKU TIDAK SUKA MENDENGAR SUARA TANGISAN!"

Spontan membuat kedua gadis itu langsung membungkam mulutnya. Nafas mereka menggebu-gebu. Ketakutan itu terjadi lagi. Sebisa mungkin mereka menahan tangis agar tidak mengeluarkan suara. Jika lelaki ini terganggu, bisa saja mereka akan mati di tempat.

Kembali ke gadis yang saat ini terbaring lemas di kasur. Tangan dan kaki yang terikat, mulut yang ditutup. Membuatnya benar-benar pasrah tidak bisa bergerak. Percuma.

"Percuma! kau tidak akan bisa lepas, sayang," ucapnya dengan senyum jahat yang membentuk di wajahnya.

Gadis dengan tubuh berlumur darah itu membulatkan netra. Dia benar-benar tidak bisa menerima ini semua. Tetapi ia bisa apa? Ia hanya bisa pasrah saat ini.

Pria berpakaian serba hitam itu mendekat. Mengelus pelan pipi gadis dihadapannya. "Kenapa? kau tidak terima?"

Dengan cepat ia menggeleng Seakan memberi jawaban kalau ia memang tidak terima.

"Okay, sudah cukup. Saatnya mengganti pakaianmu dengan gaun pernikahan kita, sayang."

⚫️⚫️⚫️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚫️⚫️⚫️

Gimana? Gimana?

Lanjut or unpub?

•~•

®️

SNOW BLACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang