Pengantin Kedua

55 9 47
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arnol dan Reno berlari secepat kilat, menaiki anak tangga dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arnol dan Reno berlari secepat kilat, menaiki anak tangga dengan cepat. Saat ini sekolah benar-benar heboh karena mendengar kabar bahwa Arin menghilang. Bahkan, guru-guru sibuk ke sana kemari menelpon untuk meminta bantuan. Begitu juga dengan Arnol dan Reno, kedua lelaki itu tidak menghiraukan beberapa pasang mata yang menatap mereka, sejak tadi tangan Arnol terus mengepal. Dia benar-benar tidak berguna, ini yang kesekian kalinya dia terlambat menyelamatkan orang lain.

"Cepat periksa!"

Reno menyalakan komputer di hadapannya, tangannya dengan cepat mengotak-atik benda tersebut. Sedetik kemudian, Reno berdecak, dia menggeram kesal.

"Ada apa?"

"Sialan. Kameranya dirusak!"

Arnol mengusap rambutnya frustasi. "Kita emang gak guna. Kita lambat, lelet, Arghh, sekarang Arin yang jadi korban selanjutnya."

Reno terdiam beberapa saat. Kepalanya terus menunduk. "Jangan takut berjalan lambat, takutlah jika hanya berdiri diam. Ayo ke taman, siapa tahu ada sesuatu di sana. Jangan nyerah, semangat."

Reno berjalan lebih dulu, menyisakan Arnol yang terdiam mematung. "Ck. Tumben."

Keduanya sudah memeriksa setiap sudut taman. Tumben sekali Pangeran tidak meninggalkan secarik kertas.

"Ren, gimana?"

Lelaki berambut ikal itu menggeleng. "Nihil."

Arnol mengulum bibir, dia benar-benar bingung langkah apa yang harus dia ambil. "Andin, bagaimana dia? Sudah tenang?"

"Sepertinya iya."

"Mereka di mana?"

"Kelas kita."

Arnol melangkahkan kaki, Reno mengikuti Arnol dari belakang. "Kita mau mewawancara Andin?" tanya Reno seraya melangkahkan kaki.

Arnol mengangguk.

***

"Habis dari kantin, kita pergi ke taman. Belum lama kita duduk di sana, or... or... orang yang pake jubah hitam itu datang dan langsung mukul gue, ha-habis itu gue gak sadar. Waktu gue bangun, kak Arin udah gak ada. Dan, gue cuma nemuin handpone kak Arin yang jatuh gak jauh dari tempat gue pingsan."

SNOW BLACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang