Partner?

71 16 57
                                    

Reno bersiap-siap untuk segera pergi ke rumah sahabatnya, lelaki itu memakai kaos putih polos lengan panjang dan jeans hitam yang membuatnya terlihat santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Reno bersiap-siap untuk segera pergi ke rumah sahabatnya, lelaki itu memakai kaos putih polos lengan panjang dan jeans hitam yang membuatnya terlihat santai. Tak lupa juga dengan topi terbaliknya.

"Ma! Reno mau main ke rumah Rani, ya?" Reno berteriak namun tidak ada jawaban.

"Ma?"

Reno menghela napas, dia sudah tau pasti hal seperti ini terjadi lagi. Dengan cepat lelaki berambut ikal itu memasuki kamar Wulan.

"Ma?"

Wulan duduk menghadap ke arah jendela, membelakangi seseorang yang masuk ke dalam kamarnya. Sesegera mungkin Wulan menghapus air matanya. Seperti biasa, berpura-pura tersenyum seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Wulan memutar tubuhnya menghadap ke arah Reno. "Sayang, kamu cari mama?"

Reno tersenyum kecut, memperhatikan mata mama kesayangannya yang membengkak. "Ma, sampai kapan mama mau nangis terus?"

Reno duduk tepat di sebelah Wulan. Wanita paruh baya itu kembali membuang pandangannya ke arah jendela. Tidak berani menatap mata sang anak. "Maafin mama, Ren. Mama udah berusaha buat lupain Reynaldi, tapi gak bisa."

"Dia itu orang jahat ma, suami mana yang mukulin istrinya sampai gak sadarkan diri? Suami mana yang ngeduain istrinya dan terang-terangan bawa selingkuhannya ke hadapan istrinya? Papa mana yang maksa anaknya buat keinginannya sendiri? Papa mana yang tega mukulin anak gak bersalah sampai anaknya itu send─"

"Ren... udah ya, mau gimanapun dia tetap papa kamu."

"Cih. Reno gak punya papa. Papa Reno udah mati."

Wulan membuang napas pasrah. Sedih rasanya melihat anak yang menyimpan dendam kepada ayahnya sendiri seperti ini. "Reno, kalau seandainya mama bisa nurutin kemauan papa kamu, dia pasti gak bakal selingkuh."

"Kemauan apa, ma? Mama diselingkuhin jauh sebelum menikah, bahkan saat kalian masih pacaran. Ck. Gak tahu diri emang tuh si Reynaldi."

"Reno..."

Wulan menggenggam erat tangan anaknya itu, dia memang sosok ibu yang lembut, tidak bisa membentak atau berbicara tinggi kepada anaknya sendiri.

Reno berdiri, melepas kasar tangan Wulan yang menggenggam tangannya. "Cukup ma! Reno muak liat mama gini terus, Reno capek. Mama berhak bahagia, apa perlu Reno cariin suami baru buat mama? Biar mama lupain tuh si anjing Reynaldi."

"Reno!"

"Apa!"

Wulan mengatur napasnya. Jangan, jangan sampai dia membuat anaknya juga menjauhi dirinya. Sabar Wulan. Sabar.

Wulan berbicara pelan. "Cukup ya sayang, mama gak mau kamu kayak gini lagi."

"Kayak gini gimana, ma? Reynaldi bahkan lebih dari anjing, emm atau babi aja kali ya?"

SNOW BLACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang