Jatuh hati

16 5 0
                                    

[Part 45]

"Om, Rani boleh bolos gak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Om, Rani boleh bolos gak?"

Apa-apaan ini, pagi-pagi seperti ini Rani sudah merengek meminta izin kepada Tio untuk bolos sekolah. Tentu saja jawabannya 'tidak boleh!'

"Enggak."

Rani menekuk wajahnya. Gadis itu memajukan bibirnya beberapa centi. "Yah...."

"Udah sana siap-siap, nanti Reno yang jemput kamu."

"Ta-tapi Arnol...."

"Arnol biar Om yang jagain, Om gak ke sekolah kamu atau kerja dulu sekarang."

Rani mendengus pasrah. Terpaksa dia harus menurut. Padahal tujuannya bolos sekolah untuk menjaga Arnol. Lelaki itu sudah satu hari tidak bangun! Apa Arnol mati suri? Ah, tidak mungkin!

Lagian, kenapa juga Tio melarang menelpon dokter? Katanya ini permintaan Arnol. Sahabatnya itu saja tidak mau ditelpon ambulan, apalagi dokter. Ya, memang sih, Rani tahu kalau sahabatnya itu takut jarum suntik. Tapi kan ini sudah kelewatan! Dari sore kemarin sampai pagi sekarang Arnol masih belum sadar juga. Membuat Rani semakin takut saja.

Tanpa butuh waktu yang lama, Rani sudah siap dengan seragam sekolah yang terbalut rapi di tubuhnya. Beberapa menit setelahnya juga Reno sudah datang menjemput. "Hallo cantik, udah siap?"

Rani bergidik geli mendengarnya. Gadis itu memutar mata malas dan langsung naik ke atas motor begitu saja. Sebelumnya, dia sudah pamit kepada Tio.

"Arnol gimana?" tanya Reno.

"Masih sama seperti kemarin."

"Udah hubungi dokter?"

"Belum. Om Tio melarang, dia tahu dari anak SMP itu katanya Arnol gak mau berurusan sama rumah sakit. Menelpon ambulan saja Arnol melarang."

Reno mengangguk paham. Keduanya kini sudah tiba di sekolah. Semuanya terasa hampa, seperti ada yang kurang. Untuk hari ini tidak ada yang melerai Rani dan Reno saat mereka bertengkar. Tidak ada pemandangan Arnol menulis pagi-pagi padahal pelajaran saja belum dimulai. Tidak ada tempat untuk Rani mengadu saat dia dijahili Reno. Baik, hanya untuk hari ini. Mungkin Rani bisa menerimanya.

Setelah pelajaran dimulai, Pangeran tampak kebingungan karena tidak melihat Arnol hari ini. Tidak biasanya murid sepintar dan serajin teman sebangkunya itu bolos sekolah.

"Ran, Arnol gak masuk?" tanya Pangeran.

Rani menggeleng lesu. "Enggak, dia sakit."

SNOW BLACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang