Sudah menunjukkan pukul 8 malam. Jungkook lekas membereskan semua pekerjaannya. Ia memakai jasnya yang sedari tadi menggantung di tiang pakaian. Setelah selesai dengan dirinya, Jungkook keluar dari kantornya menuju parkiran mobil bawah tanah.
Selama di perjalanan, Jungkook memasang lagu chill. Tanpa didasadarinya ia sudah tersenyun perih ketika memorinya berputar mengenai Jihyo.
Ia tersenyum kecut menyadari bahwa dirinya inilah pria terbodoh yang ada di dunia. Mengapa bisa dirinya ini menyia-nyiakan seorang wanita cantik yang mencintainya dengan tulus. Jihyo terlalu sabar menghadapi sikap brengseknya dulu. Pulang malam dengan keadaan mabuk, bercinta dengan wanita lain, bahkan bermesraan dengan wanita lain dihadapan Jihyo, kekasihnya saat itu.
Jihyo melakukan hal benar, menjauh dan lebih baik tidak mengingat dirinya yang brengsek ini.
Namun, tidakah bisa Tuhan mengampuninya kali ini saja? Jungkook mulai lelah berdoa meminta agar semuanya ini usai. Ia sudah rindu kehangatan Jihyo. Rasanya sangat hampa melihat tubuhnya berdiri dihadapan cermin dengan pandangan kosong. Biasanya akan ada Jihyo selalu disampingnya melempar senyum lalu memeluk pundaknya. Sayangnya, semua itu tidak dapat diulangi lagi.
Jungkook mencengkram kuat stir mobilnya. Merasa geram dengan kelakuan dulunya.
"Ah shit!"
Langkah kaki Jungkook terhenti tepat dari beberapa meter pintu apartemennya. Tubuhnya membeku melihat Jihyo berdiri di depan pintu dan... tersenyum padanya.
Tunggu dulu? Ini tidak halusinasi Jungkook, kan karena terlalu merindukan wanita itu.
"Lelah~ boleh masuk?"
Seruan manja itu mengedipkan mata Jungkook. Ia masih tak percaya bahwa benar di depannya ini adalah Jihyo.
Apa sekarang Tuhan sudah memaafkannya?
Senyumnya tak menurun mengikuti pergerakan Jihyo menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Matanya tak sekali ingin mengarah ke arah lain, hanya terfokus kemana tubuh mungil itu bergerak mondar-mandir dari dapur ke meja makan.
"Selamat makan Jungkook," Jihyo tersenyum.
"Jihyo..."
Jungkook tidak ingin seseorang membangunkannya sekarang jika ini mimpi.
"Iya sayang?"
Mulut Jungkook sampai terbuka. Benarkah ini Jihyo? Jihyo-nya dulu?
Tidak mendapat respon dari Jungkook yang malah masih memandangnya terkejut, Jihyo kembali menyaut.
"Kau mengganti password apartemenmu, jahat." Ujar Jihyo mengerucut kesal. Namun, di mata Jungkook, Jihyo sangat menggemaskan.
Jungkook mulai tersenyum, "aku mencintaimu Jihyo."
Jihyo berpindah duduk di sebelah Jungkook dan mengecup bibirnya, "aku tahu. Begitu pun juga aku."
Jungkook menarik tengkuk Jihyo dan kembali menikmati bibir itu lebih dalam. Mereka bersamaan merasakan debaran jantung yang semakin kencang, belum lagi perut terasa tergelitik. Tahu bahwa inilah yang disebut cinta sejati.
Jungkook bahagia Jihyo telah kembali padanya. Ia berjanji tidak akan menyiakan Jihyo kedua kalinya. Karena ia telah sadar cintanya hanya Jihyo.
Jihyo berterimakasih pada Mina telah membantunya untuk memahami situasinya. Sekarang ia tahu mengapa beberapa hari ini murung. Itu sebabnya karena cintanya mulai menjaug darinya. Dan Jihyo ingin memaafkan Jungkook dan kembali bersama lagi.
Karena Jihyo yakin, Jungkook sangat mencintainya. Begitu pun dirinya.
- The End -
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Goes On ♥ BANGTWICE ✔
FanfictionHidup terus berlalu. Jadi melangkah maju sajalah. BTS & TWICE Short Story ✿