Jihyo termenung memandangi pintu kafe yang tengah tetutup itu. Pandangannya terlihat lirih dan melemah. Kedua matanya bengkak dan ada kantung mata. Sekian kalinya ia menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Dia tidak datang..."
Kerongkongannya mendadak tercekat. Rasanya Jihyo kembali ingin menangis setelah beberapa jam lalu ia menangi di kamar mandi.
Jangan tanya apa alasan wanita bermata besar ini menangis beberapa hari ini. Jihyo sendiri bingung mengapa dia seperti ini. Setiap kali memikirkan Jungkook serta perkataannya tempo hari lalu, Jihyo merasa sesak di dadanya. Air matanya terus mengalir mengingat Jungkook menangis dihadapannya.
Dan sekarang, pria bermarga Jeon itu sudah satu minggu lebih tidak mengunjunginya. Jihyo tidak munafik bahwa ia merasa kosong seperti kehilangan sesuatu. Hidupnya mulai terbiasa adanya Jungkook mendatanginya.
Sementara di sisi lain, sama halnya Jungkook duduk termenung memandangi berkas pekerjaannya. Tatapannya terlihat tidak fokus, ia terus memikirkan Jihyo. Semenjak perkataannya kemarin, Jungkook mencoba untuk mendekati Jihyo dengan perlahan dan tidak terburu-buru agar wanita itu dapat kembali mempercayainya seperti dulu lagi.
Tetapi, dengan caranya ini malah membuat Jungkook menahan rasa rindunya mati-matian untuk tidak bertemu Jihyo beberapa hari ini.
Ingin rasanya Jungkook lekas menemui Jihyo, namun tekadnya sudah bulat. Mendekati Jihyo dengan perlahan, mungkin ini juga sudah resikonya.
Dan tentu karma untuknya.
Dia yang dulu sering mengacuhkan Jihyo, dan sekarang Jihyo yang mengacuhkan dirinya.
Jungkook tertawa kecil, "lucu sekali dunia ini."
- To Be Continued -
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Goes On ♥ BANGTWICE ✔
Fiksi PenggemarHidup terus berlalu. Jadi melangkah maju sajalah. BTS & TWICE Short Story ✿