Tampak Senyum itu menularkan pada Jin. "Baik, setelah aku ditinggal nikah oleh mantan kekasihku." Kekehan diakhirnya membuat senyum Tzuyu menurun seketika.
Jadi... pria ini gagal mengucapkan janji? Seharusnya... Tzuyu senang. Bukankah ini adalah kesempatan baginya untuk merebut perhatian Jin lagi dan memilikinya. Yah... seharusnya seperti itu. Tetapi sekarang hatinya sudah berbeda. Seseorang telah menarik perhatiannya.
"Ba—bagaimana bisa oppa?" Pertanyaan itu tampak berhati-hati takut menyinggung si empu.
Senyum kepedian Jin terpantri di wajahnya. Haruskah ia menceritakannya pada bocah ingusan yang dulu ia anggap sebagai penganggu? Ah salah, sekarang Tzuyu sudah tumbuh dewasa menjadi gadis yang sangat cantik. Bahkan ia hampir tidak mengenali gadis ini ketika mereka baru bertatapan.
"Dia bilang, kami tidak cocok. Hhh... itu sudah pilihannya. Aku tidak ingin memaksa hatinya."
Hanya anggukan kecil dan senyum tipis sebagai jawaban Tzuyu, tak ingin bertanya lebih takut menyakiti hati Jin.
"Bagaimana denganmu...?"
Tzuyu hanya mengernyit.
Ada keraguan Jin melanjutkan katanya. "...kau sudah punya kekasih?"
Tzuyu tidak langsung menjawab. Mereka saling bertatap beberapa detik. Tatapan Jin terlihat berharap cemas jawaban Tzuyu sesuai harapannya. Gadis ini... masih menyimpan perasaan untuknya, kan?
Suara bel pintu cafe kemudian berbunyi. Kedua orang ini serentak menoleh memperhatikan seorang pria tengah bergandeng pada seorang wanita baru memasuki cafe dan memesan.
"Maaf oppa. Sudah ada pria lain di hatiku."
Ketika itu pula Jin merasakan hatinya tertohok untuk pertama kalinya dari gadis penganggunya dulu.
