Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seharian berpergian membuat Dahyun lelah. Tetapi baginya hari ini sangat mengasyikan dan penuh debaran aneh. Dahyun bingung dengan dirinya sendiri, mengapa masih saja tersenyum sendiri? Apa lagi ketika mengingat wajah Jimin saja.
Dahyun menggeleng sambil tersenyum.
Langkah Dahyun terhenti memandang bingung Taehyung berdiri di depan pintu kamarnya dengan tangan terlipat di dada.
"Dari mana saja? Kenapa pulang selarut ini?"
Tatapan Taehyung terlihat tajam menatap Dahyun.
"Bukankah aku sudah bilang pada keluarga akan pergi bersama Jimin oppa?" Jawab Dahyun santai.
"Sampai jam 12 malam? Apa yang kalian lakukan?" Taehyung melangkah kemudian mencekal pergelangan tangan Dahyun.
Dahyun terkejut merasakan cekalan Taehyung semakin kencang. "Sa-sakit..."
Ringisan dari bibir kecil itu menyadarkan Taehyung dari gelap matanya yang telah dipenuhi emosi.
"Maafkan aku," sesal Taehyung segera melepaskan cekalan itu.
Dahyun menjadi kesal, ia ingin masuk segera ke kamar. Namun, baru saja ia ingin menutup pintu kamarnya Taehyung cepat ikut masuk dan tak lupa menguncinya.
"Apa yang oppa lakukan?!" Dahyun berusaha untuk tidak teriak karena takut orang rumah akan bangun.
"Jawab pertanyaanku, apa yang kalian lakukan sampai pulang selarut ini? Dahyun, aku mengijinkanmu untuk pergi bersama dia, tapi tidak semalam ini! Kau tidak memikirkan perasaan cemasku? Jimin bisa saja membawamu kabur dan kemudian membunuhmu!"
Aura gelap disekitar Taehyung mulai menyadarkan Dahyun bahwa pria husky ini tengah menahan emosinya.
Air muka Dahyun berubah sendu, "maafkan aku oppa. Kau pasti khawatir."
