Seminggu lebih tepatnya. Mina khawatir dan ada rasa kehilangan saat Jimin tidak pernah lagi berkunjung ke cafe-nya. Mereka bisa dikatakan kembali dekat setelah Jimin berusaha membuka pintu hatinya lagi. Namun, sekarang setelah ia merasakan sosok kehadiran pria itu, hatinya kembali hampa tanpa kabar pria itu sehari pun.
Pelamaran yang beberapa minggu lalu jujur saja Mina belum menjawabnya. Setiap Jimin mendatangi cafe-nya, pria itu akan bertanya hati-hati perihal jawabannya. Ia terlalu menggantung karena rasa takut masih menghinggapi hatinya.
Sudah pukul 10 malam, Mina mulai sibuk membereskan cafe-nya. Ia menutup pintu cafe-nya dan tak lupa menguncinya.
Di saat badanya berbalik hampir saja ia terjatuh kehilangan keseimbangan melihat Jimin berdiri di depannya sambil tersenyum kecil. Mina terhanyut, pria ini tampak kacau dengan rambut yang begitu berantakan serta kemejanya yang sangat kusut.
"Usahaku bangkrut."
Jimin terjatuh di pelukan Mina. Wanita jepang ini tidak mampu lagi menolak ketika merasakan tangisan dari seorang Park Jimin yang biasa ia kenal kuat.
"Temanku sendiri mencuri sahamku. Apa yang harus kulakukan Mina?" Suara lirihnya menyakitkan hati Mina. Ia merengkuh tubuh pria itu erat mencoba membagi kesedihan pria itu untuknya.
"Tidak apa-apa. Kau kuat Jimin. Kau bisa membangunnya kembali, kan?" Tepukan pelan di bahu Jimin dapat dirasakan pria itu.
Jimin menggeleng pelan, "uangnya seharusnya untuk pernikahan kita. Maafkan aku..."
Pelukan itu semakin erat. Jimin dapat merasakannya. Sampai ia bisa merasakan bahu sebelahnya basah.
"Kau bisa memulai lagi. Aku menunggunya Jimin."
Jimin tersenyum. Ia semakin mengeratkan pelukan itu. Debaran kencang di keduanya menyadarkan bahwa mereka berdua masih saling mencintai. Namun, ketakutan serta keraguan yang memisahkan keduanya selama ini.
- To Be Continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Goes On ♥ BANGTWICE ✔
FanfictionHidup terus berlalu. Jadi melangkah maju sajalah. BTS & TWICE Short Story ✿