Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jimin hanya bisa membisu ketika netranya menuju pada gadis berambut pendek yang kini sedang melakukan presentasi di depan sana. Gadis itu Yoo Jeongyeon, mantan kekasihnya yang terlihat biasa saja setelah mereka putus satu tahun lebih.
Helaan nafas terdengar pelan. Setelah beberapa jam presentasi selesai, ruang rapat pun mulai bubar. Waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang, para karyawan mulai berhamburan keluar dari ruang kerjanya. Kini Jimin seperti buru-buru berdiri menghampiri Jeongyeon setelah tekadnya kuat.
"Jeongyeon, tunggu."
Suara itu begitu asing. Jeongyeon enggan untuk berhenti dan berbalik demi Jimin. Rasa marah serta kecewanya masih membekas di hatinya bagaimana perselingkuhan itu di depan matanya terjadi.
"Jeongyeon!" Satu hentakan Jimin berhasil menahan tangan gadis itu. Tampak Jeongyeon memandang kesal pria itu.
"Ayo makan siang bersama. Kali ini kumohon terima aku."
Jeongyeon berdecih melipat tangannya di dada. "Apa yang dikatakan si playboy ini sih?"
Jimin berusaha sabar. Ia tahu, ini adalah kesalahannya bahkan kata sinisan Jeongyeon itu patut ia terima. "Harus bagaimana lagi aku agar kau memaafkanku? Setidaknya jadilah temanku seperti dulu."
"Teman?" Tawa Jeongyeon keluar. Apa-apaan pria ini ingin menjadi temannya. Bagaimana bekas lukanya ini?
Jimin merasa lemas ketika mendapatkan gelengan dari Jeongyeon. "Kau pikir perlakuanmu dulu itu bukanlah kesalahan besar? Kau mengacaukan segalanya. Aku tidak masalah dengan diriku, tapi bagaimana dengan keluargaku? Aku merasa malu melihat mereka sedih. Sialan."
Jeongyeon segera pergi menahan dadanya yang tiba-tiba menjadi sesak. Semua kenangan mereka dulu terkuak begitu saja hampir meloloskan air matanya.
Ia tak tahan setelah mengingat orangtuanya menangis mendapatkan kabar bahwa ia telah putus dengan Jimin. Mereka bahkan sudah merancang pernikahan untuk ia dan Jimin. Namun, Jimin sudah mengacaukan segalanya. Hingga rasa benci kini tersisa untuk pria itu di hati Jeongyeon.
