Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah angka jarum jam menunjukkan pukul 1 siang tepat, Momo untuk kesekian kalinya menghela nafas kasar. Atensinya kembali memandang si empu yang membuat suasana hatinya sekarang memburuk. Memandangi kedua manusia itu asik dengan dunia mereka tanpa memperdulikan dirinya sedari tadi.
"Hoseok-ah..." Momo bersuara mengalihkan pandangan Hoseok, si pria berhidung mancung itu di tengah ruangan ini. Rupanya suara Momo juga mengalihkan pandangan Ryujin, anak latih mereka.
"Ada apa Momo-chan?" panggilan manis itu memang sudah sering Hoseok gunakan memanggil Momo, menghiraukan tatapan bingung Ryujin.
"Aku lapar, bisakah kita break dulu?" ujar Momo mengusap perutnya.
Sejujurnya, Momo tidak terlalu lapar. Hanya saja demi menarik waktu Hoseok untuk dirinya. Bayangkan saja Hoseok dan Ryujin sudah beberapa jam berlatih di ruangan ini tanpa berhenti. Dan itu membuat suasana hatinya sangat sakit. Momo tidak suka melihat keakraban Hoseok dengan anak tari mereka itu.
Hoseok akhirnya mengangguk, "baiklah sudah waktunya juga makan siang."
Momo tersenyum sumringah, lantas cepat bangun dari duduknya di pojok ruangan ini.
"Ryujin, ayo makan bersama kami."
Tapi sesaat senyum Momo menghilang sekejap, ditambah lagi anggukan antusias dari Ryujin.
