Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Melihat Jimin sudah duduk di sudut kafe dalam sana, membuat Dahyun terburu-buru memasuki kafe tersebut. Takut si empu terlalu lama menunggunya setelah janji temu mereka kemarin. Sialnya, karena tadi Dahyun harus menemani ibunya berbelanja, ia menjadi sedikit terlambat.
"Maaf oppa, aku terlambat."
Jimin tersadar dari lamunannya, ia tersenyum tipis menatap Dahyun telah duduk dihadapannya.
"Tidak masalah Dahyun. Aku baru beberapa menit juga di sini."
Dahyun tersenyum kecil. Kemudian ia memesan minuman untuk dirinya setelah melihat kopi hangat dengan kepulan di atasnya di hadapan Jimin.
Setelah pelayan pergi, Dahyun hendak mengajak Jimin mengobrol, namun diurungkan niatnya melihat pria bermarga Park itu memandang ke arah lain, lebih tepatnya pada seorang wanita berambut hitam sebahu yang sedang memainkan ponselnya.
"Oppa mengenal wanita kantor itu?" Tanya Dahyun memalingkan wajahnya kembali menghadap Jimin.
Jimin tersenyum miris menunduk, "dia mantan kekasihku."
Dahyun cukup terkejut, ia melihat kembali wanita pekerja itu. Ia bertanya dalam hati, mengapa bisa mereka putus? Padahalkan wanita kantor dijamin memiliki gaji yang besar.
"Kenapa?" Dahyun tahu ini salah mengorek informasi Jimin.
Jimin tersenyum sendu menatap manik mata Dahyun, "aku berselingkuh." Jujurnya tanpa malu pada Dahyun.
Lagi, Dahyun terkejut. Mulutnya sampai terbuka. Tapi kemudian ia tersenyum tipis membingungkan Jimin.
"Pasti kau punya alasan."
Jimin terhenyak, "kau mengerti keadaanku Dahyun."
Gadis berkulit putih ini mendadak tersipu dengan senyum Jimin.
"Aku tak menyesal mengajarmu untuk kelulusanmu kemarin, karena bisa mengenalmu." Tatapan Jimin benar-benar berbeda kali ini.
Dan Dahyun hanya bisa mematung merasakan pipinya memanas.
