"Ung... " Sunoo menggeliat kecil, sedikit berguling sebelum tertahan sebuah benda.
Putra ke 4 dikeluarga Heeseung itu meregangkan tubuhnya sambil menguap, kemudian duduk dan menatap sekitar.
"Ini dimana? " tanyanya dengan nada lucu, mengerjap bingung melihat dirinya ada di sebuah ruangan luas. Dari celah gorden, terlihat diluar sudah gelap tanda malam.
Disisinya ada Jungwon yang masih tertidur dengan dua guling disimpan di kedua sisinya, mencegahnya bergerak terlalu bebas sampai jatuh.
Sunoo menggeser mendekat pada Jungwon,
" Uwonie tidul yang nyenyak yaa, unu mau liat kelual, kalau bangun ndak boleh nangic ya! Uwonie panggil caja Unu, nti Unu kecini lagi! "Selesai mengucapkan sederet kalimat, Sunoo mengecup pipi adiknya kemudian bersusah payah turun dari ranjang yang cukup tinggi baginya, kemudian berlari kecil keluar kamar.
Namun begitu keluar kamar, rupanya ia berada di lantai dua, terbukti dengan adanya tangga yang berderet menuju kebawah.
Selama 3 tahun, Sunoo belum pernah menaiki apalagi menuruni tangga, kepalanya yang kecil menyembul di pagar yang membatasinya supaya tidak jatuh, "Hiii, Unu takut. "
Merasa sepi, Sunoo dengan ragu ragu duduk di lantai, kakinya menyentuh tangga, ia memilih turun sambil duduk.
Tangannya memegang pegangan dengan takut, perlahan lahan mengulurkan kakinya ke anak tangga selanjutnya lalu menggerakkan tubuhnya untuk turun dan duduk lagi dianak tangga, dan begitu seterusnya.
Anak tangga yang berjumlah 24 buah itu kini tersisa dua lagi, merasa sudah tidak takut, Sunoo memberanikan diri untuk berdiri, dengan cepat ia melangkah. Yang rupanya masih jauh dari kakinya, sehingga membuat bocah kecil itu terjatuh.
"HAP! "
bocah berumur 3 tahun itu syok, sementara sang ayah, Heeseung, membuang nafas lega dengan jantung berdetak kencang. Tangannya menahan Sunoo yang hendak jatuh.
Heeseung segera menggendong Sunoo yang masih terdiam, nampaknya ia masih mencerna keadaan, "Ada yang luka, sayang? Sunoo gapapa? "Tangannya menepuk nepuk punggung Sunoo.
" Ndak papa... Unu-Unu-Unu kaget hueeee!!! " Sunoo memeluk leher sang papa kemudian menangis dibahunya, melampiaskan rasa syok yang dialaminya.
Heeseung tersenyum tipis kemudian mengusap usap punggung Sunoo, sesekali menepuknya guna menenangkan si kecil. " Jagoannya Papa jangan nangis, Sunoo hebat bisa turun tangga sendiri, jangan nangis lagi ya, cup cup cup. " Heeseung menggoyangkan tangannya lalu mengusap rambut halus milik putranya.
Setelah 5 menit, barulah Sunoo tenang dalam gendongan Papanya, tersisa isakan kecil sebab terlalu lama menangis.
Heeseung menurunkan Sunoo di sofa, kemudian tertawa, " Lah, lucunya anak Papa. " Heeseung mengusap air mata di pipi gembil Sunoo yang basah, kemudian membersihkan cairan hidung yang keluar menggunakan tisu, lalu mencubit gemas pipi bulat Sunoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Home「TERBIT」
Hayran Kurgu❝Pokoknya Jay ndak mau dongsaeng lagi! ❞ Kisah Heeseung si duda bareng lima anaknya dan satu anak tetangganya. Buku ini akan membawa perasaanmu naik turun seperti Rollercoaster. Lemme show you the true meaning of family. Warning ⚠ ⚠ OOC! ⚠Beberap...