Jay berlari bersama Sunghoon, sebelum kembali berjalan pelan karena ditegur orang-orang yang mereka lewati.
"Apa? Apa yang terjadi? " tanya Sunghoon dengan nafas terengah-engah.
Jay muncul berikutnya, menyodorkan hoodie milik Sunoo, "Ini—tunggu, kenapa pakaianmu sobek? " Dahinya mengernyit saat melihat Sunoo.
Sunoo mengambil hoodie nya, "Gomawo, Hyung. "
"Dimana... Jungwon?" Jay melihat ke sekeliling.
"Yang sedang kami tunggu itu Wonie dan Jake Hyung... " jawab Sunoo sambil memakai hoodienya.
Sunghoon menoleh terkejut, "Apa?! Kenapa? "
Sekali lagi Sunoo menjelaskan, namun kali ini ia bisa tenang bercerita. Kehadiran Heeseung sangat berpengaruh untuk Sunoo, ia merasa aman dan lega setelah bercerita pada Ayah-nya.
Dug!
Jay memukul dinding di sampingnya tanpa sadar, "Berani-beraninya.. "
"Aduh Hyung jangan sembarangan memukul, kalau dindingnya retak bagaimana. " Sunghoon mengusap dinding yang baru saja dipukul Jay.
Heeseung yang sedang berdiri bersandar ke dinding di belakangnya, kemudian menatap Jay, "Tidak perlu khawatir, Sunoo punya bukti di ponsel Jake, kita juga hanya perlu bertanya identitas orang itu dan melaporkannya. Akan sangat mudah ditangkap karena dia hanya laki-laki delapan belas tahun. "
"Sebelum itu aku akan memukuli tubuhnya sampai pingsan juga, Pa, " balas Jay dengan tatapan tajam dan tangan terkepal.
"Lalu ikut ke penjara bersama mereka? Tidak akan Papa biarkan, " kata Heeseung dengan tatapan tak kalah tajam.
Jay menggeram, "Tapi mereka menyakiti dongsaengku! "
"Dongsaengmu itu Putraku, Seong! Jangan berpikir Papa bersikap biasa saja, Papa juga kesal! Tapi kekerasan bukan jalan terbaik, Seong. Jangan jerumuskan dirimu sendiri ke dalam penjara hanya karena emosi. Tolong jangan buat kepala Papa semakin pusing, mengerti? " Heeseung berkata sambil memegang kedua bahu Jay, tatapannya berganti menjadi sorot khawatir seorang Ayah.
"Sssttt... jangan bertengkar di Rumah Sakit, " tegur Sunoo, tak enak pada orang-orang yang berada tak jauh dari mereka.
Jay menghela nafas, memeluk Ayahnya, "Mianhae.. "
Heeseung mengusap punggung Putra Sulungnya, "Lebih baik serahkan ke pihak berwajib, kita hanya perlu berdo'a untuk Jake dan Jungwon disini, ya? "
Tiba-tiba saja pintu terbuka, seorang Dokter yang menangani Jungwon keluar, "Dengan Tuan Lee? " tanyanya pada Heeseung.
Heeseung melepaskan pelukannya dan mengangguk, "Benar."
"Kami telah selesai mengobati Lee Jungwon, dia masih belum sadarkan diri. Tulang lengan kirinya retak karena di pukul sesuatu yang keras, selain itu hanya memar di tubuhnya, anda sudah boleh melihatnya," jelas Dokter tersebut.
Heeseung menelan ludahnya dengan susah, tanpa sadar tangannya mengepal lagi, emosinya kembali naik, "Terimakasih Dokter. " Ia membungkuk dan Dokter itu berjalan pergi.
Jay yang lebih dulu masuk ke ruangan dimana Jungwon terbaring di atas bangsal, lengan kirinya dililit perban, beberapa bagian kulitnya berwarna merah karena memar dan sudut bibirnya terluka.
Sunoo mengusap lengan nya sendiri, "Jake Hyung belum selesai ya... Kira-kira separah apa lukanya," gumamnya.
Heeseung duduk di samping Jungwon, menggenggam tangan kanan Si bungsu. Perih hatinya terasa saat melihat keadaan Jungwon, ini pertama kalinya, wajar kalau Heeseung sampai meneteskan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Home「TERBIT」
Fiksi Penggemar❝Pokoknya Jay ndak mau dongsaeng lagi! ❞ Kisah Heeseung si duda bareng lima anaknya dan satu anak tetangganya. Buku ini akan membawa perasaanmu naik turun seperti Rollercoaster. Lemme show you the true meaning of family. Warning ⚠ ⚠ OOC! ⚠Beberap...