❝Pokoknya Jay ndak mau dongsaeng lagi! ❞
Kisah Heeseung si duda bareng lima anaknya dan satu anak tetangganya.
Buku ini akan membawa perasaanmu naik turun seperti Rollercoaster.
Lemme show you the true meaning of family.
Warning ⚠
⚠ OOC!
⚠Beberap...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Papa papa, itu tempat apa? " Jake menarik narik kaus yang dikenakan Heeseung.
Tangan kecilnya menunjuk televisi sembari melompat lompat kecil.
"Itu namanya panti asuhan. " Heeseung membawa si putra tengah duduk di pahanya.
"Hoonie juga mau duduk! " Si bungsu berjalan cepat dan duduk di paha sang ayah yang kosong.
Jay yang melihatnya hanya mendengus sambil bermain lego.
Beginilah, nasib jadi anak sulung, selalu dilupakan, dianggap seperti tidak ada, perhatian seluruhnya hanya untuk—
"Seong, tidak mau duduk disini juga? "
Jay hanya melirik sekilas, naluri anak kecilnya sangat ingin berlari untuk duduk di tengah tengah kaki sang ayah. Namun ego dan gengsinya terlalu tinggi. Ia kembali bermain dengan mainannya
"Jay hyung! Ayo sini, papa bilang duduk disini. " Jake menepuk nepuk ribut paha sang ayah.
Namun anak kecil tetap anak kecil. Maka, Jay berjalan pelan dengan wajah dipalingkan. Ia duduk di tengah sang ayah.
"Papa papa, panti asuan tu apa? "Si bungsu menoleh bertanya.
" Panti asuhan, hoonie. Panti asuhan itu tempat anak anak yang ibu atau ayahnya udah gak ada. "
"Udah ndak ada? Telus yang ulus siapa? " tanya si bungsu lagi.
"Ada bibi sama paman pemilik panti asuhan, ada pekerja juga, mereka tinggal bareng bareng, dari yang kecil sampai yang lebih besar.
Biasanya, suami istri yang gak bisa punya anak adopsi anak dari panti, nanti anak itu dibawa dan diurus sama yang adopsi. " Jelas Heeseung.
"Adopsi tu apa? " Kali ini Jake yang bertanya.
"Adopsi itu, hm.. Ngambil, iya ngambil. Jadi nanti salah satu anak panti diambil sama yang mau adopsi. Gitu. " Heeseung mengusak rambut Jake, anak yang satu ini begitu pintar dan punya rasa ingin tahu yang kuat.
"Oh.. Gitu, jadi kita ambil bayi bayi disitu nanti? " tanya Jake lagi.
Heeseung tertawa kecil, kenapa masih diingat?
"Ih.. Papa ndak bakal ambil bayi bayi, udah tiga aja. Tiga! " Sahut Jay sambil mengangkat tangan dengan 5 jarinya.
"Itu limaa! Ini baru tiga. " Jake membenarkan jari Jay menjadi tiga.
