❝Pokoknya Jay ndak mau dongsaeng lagi! ❞
Kisah Heeseung si duda bareng lima anaknya dan satu anak tetangganya.
Buku ini akan membawa perasaanmu naik turun seperti Rollercoaster.
Lemme show you the true meaning of family.
Warning ⚠
⚠ OOC!
⚠Beberap...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dadaaah!! Besok main lagi nee! " Sunoo melambaikan tangan sambil melompat-lompat, yang dibalas lambaian tangan Ni-ki sambil pulang ke rumahnya.
Sunoo menutup gerbang rumah, berbalik badan kemudian mendekat pada Jungwon yang sedang memperhatikan kolam ikan di halaman rumah mereka sambil berjongkok.
"Wonie, ayo masuk, sudah sore, " ajak Sunoo. Jungwon mendongak lalu mengangguk, berdiri dan mengikuti Sunoo masuk ke dalam rumah.
•••
Heeseung menaruh piring berisi ayam goreng, duduk bersama kelima Putranya yang sudah mengambil nasi ke dalam piring masing-masing.
"Selamat makan!! " kompak kelima anak-anaknya.
Heeseung baru saja mau mengambil nasi, sampai sebuah ketukan pintu menghentikan tangan Heeseung. Ia berdiri dan menghampiri pintu, kemudian membukanya.
"Ni-ki? Kamu menangis? "
Ni-ki mendongak, mengusap pipinya yang basah dengan tangannya, "Ani, Ni-ki ndak menangis. "
Heeseung tau Ni-ki berbohong, "Kenapa malam-malam kemari? "
Ni-ki terlihat ragu, "I-itu.. Ni-ki boleh.. boleh menginap, ndak? " tanya Ni-ki.
Dahi Heeseung mengerut, "Menginap? Sudah minta izin mama-mu? "
Anggukan kepala Ni-ki menjadi alasan Heeseung membiarkannya masuk.
"Wah!! Annyeong Ni-ki Hyung!! " sapa Jungwon.
Ni-ki hanya tersenyum, duduk di kursi yang kosong.
"Ni-ki katanya mau menginap, boleh, kan? " tanya Heeseung.
Mata anak-anaknya berbinar, "Tentu saja boleh!! "
Ni-ki menatap tak enak pada Heeseung, "Samchon.. Maaf karena merepotkan.. "
Heeseung tertawa, menggelengkan kepala, "Tidak, kok. Aku senang kalian bisa berkumpul. Sesekali tidak apa-apa, kan. "
Senyum yang Ni-ki tunjukkan terlihat terpaksa.
"Oh, Ni-ki sudah makan? Ayo makan dengan kami," ajak Jake.