❝Pokoknya Jay ndak mau dongsaeng lagi! ❞
Kisah Heeseung si duda bareng lima anaknya dan satu anak tetangganya.
Buku ini akan membawa perasaanmu naik turun seperti Rollercoaster.
Lemme show you the true meaning of family.
Warning ⚠
⚠ OOC!
⚠Beberap...
aku lihat-lihat banyak yang kangen anak-anak waktu masih kecil eh? Sama kok aku juga 😞
Karena itu spesial chap kali ini isinya jaman jaman masih pada cadel dan bilang 'ndak. '
Happy reading 💗
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pertama kali masuk sekolah,
Jongseong memegang erat tangan Heeseung, memandangi bangunan dua tingkat yang akan jadi tempatnya bersekolah alias taman kanak-kanak.
"Jongie haruth ke tana? " tanya Jongseong sambil menunjuk ke depan.
Heeseung mengangguk, "Gwaenchana, mereka tidak gigit Jongie kok. "
Mata bulat Jongseong berkaca-kaca, "Papa nanti pergi? " Ia menatap Heeseung dengan manik berkaca-kaca.
Tertawa gemas, Heeseung berjongkok dengan Jaeyoon di gendongannya, "Kalau Jongie takut, Papa tetap disini. Tapi belajar yang sungguh sungguh ya?"
Perlahan tangan Jongseong naik, mengacungkan jari kelingkingnya, "Janji nee? Papa ndak akan pergi? "
Heeseung mengangguk, mengaitkan jari kelingkingnya dan Jongseong, "Iya Papa janji, iya kan Jaeyoon? "
Jaeyoon mengangguk, "Ung! Yung.. ting!! " kata Jaeyoon menyemangati kakaknya dengan tangan mengepal ke atas.
Jongseong mengerucutkan bibirnya, "Ya tudah, ayo ke tana. "
Heeseung kembali berdiri, menggandeng tangan Jongseong dan berjalan masuk ke taman kanak-kanak.
Perkenalan diri,
"Sekarang.. absen ke dua belas, Lee Sunoo. Ayo maju ke depan, " panggil wali kelas Sunoo sambil tersenyum.
Sunoo mengangguk, berdiri lalu berjalan ke depan kelas, berbalik menghadap teman-temannya.
Kemudian Sunoo menatap wali kelasnya dan mengerjap ngerjap, "Yoon Ccaem.. Ddeonu haluc bilang apa? "
"Sebutkan saja nama, umur, pokoknya tentang Sunoo, " jawabnya.
Sunoo ber-oh ria, kembali menghadap ke depan, "Ung... Annyeong? Lee Cunoo imnida! Kalian boleh panggil Unu, Onu, atau Cunoo caja hehe. "
Ia mengangkat tangannya, "Umul Ddeonu lima tahun! Ddeonu cuka mam apa caja, apalagi macakan Papa. Ddeonu juga cuka main apa caja dengan hyung-hyung Ddeonu, telus—"
"Aku tahu! Kamu anak piatu kan? Hahahaha! " potong salah satu siswa.
Sunoo mengerjap, "Piatu icu apa? " Kemudian Sunoo membulatkan mata, dengan wajah marah Sunoo menghampiri anak laki-laki itu.
Tangan Sunoo mencubit keras lengan anak laki-laki di sampingnya, "Ayo! Bilang cekali lagi! Ddeonu kelacin cubitnya. Ayo bilang lagi!"
