"Apa kau....?" Batin Gilang.
~~~~~~~~~~~~~~~~
"Ayo duduk kak!" Ajak Anita.
"Kamu beneran bakal gak kasi tau suami kamu tentang rencana ini?" Tanya David.
"Biar gampang, kita berdua aja yang tau" balas Anita.
"Kapan nih kakak pulang?" Tanya Anita.
"Empat hari lagi, kan pas banget ultah mama" kata David.
"Wiss emang bener-bener nih, awas ntar mama marah lho sama kakak" kata Anita.
"Nggak mungkin mama marah sama anaknya yang ganteng ini" kata David dengan percaya dirinya.
~~~~~~~~~~~~~~~
Gilang memasuki kantor dengan tergesa-gesa. "Permisi pak, ini berkasnya sudah selesai" kata seorang karyawan.
"Nanti dibahas ya, saya sedang sibuk" kata Gilang berlalu meninggalkan karyawan itu.
Dia langsung mendudukkan dirinya dikursi kerjanya. Dia membuka jas dan melonggarkan dasinya. "Anita" lirihnya seraya memejamkan matanya.
Tok...tok...tok...
Perlahan Gilang membuka matanya. "Silakan masuk" katanya dengan nada lemas.
"Hey, bro lo...." Kata Bagas terhenti saat melihat Gilang terdiam lemas.
"Lang, lo gapapa?" Tanya Bagas pelan.
"Gapapa kok" balas Gilang seraya tersenyum.
"Bohong lo ya?" Tanya Bagas.
"Maaf gue pergi tadi" lirih Gilang.
"Cerita, lo kenapa? Kasi tau gue, gue bakal jaga rahasia kok" kata Bagas.
"Gue gapapa, kalau ada apa-apa gue pasti cerita sama lo" kata Gilang.
"Oh, okedeh" balas Bagas ragu.
~~~~~~~~~~~~~~
"Huhh, capek banget" Gumam Anita yang baru saja sampai dirumah. Dia langsung duduk di sofa. Dari pagi hingga sore ini dia sibuk diluar rumah.
Kali ini Anita berniat memasak makanan kesukaan Gilang. "Pulang nanti Marta pasti lapar" Gumam Anita.
~~~~~~~~~~~~~~~
Tok...tok...tok...
"Marta" batin Anita sambil berjalan mendekati pintu.
Ceklek...
Anita memasang senyum menyambut kedatangan Gilang. "Sini biar aku yang taruhin" kata Anita. Gilang menyerahkan tas kerjanya.
"Aku udah masakin makanan kesukaan kamu" kata Anita.
"Makasi sayang" balas Gilang seraya merangkul Anita.
~~~~~~~~~~~~~~~~
ANITA POV
Saat kita tengah menyantap makanan, tiba-tiba Marta membicarakan sesuatu. "Nit" panggilnya.
"Iya?" Balasku.
"Aku mau nanya sesuatu" katanya.
"Nanya apa?" Tanyaku.
"Apa yang bakal kamu lakuin kalau salah satu dari kita berhianat?" Tanyanya yang membuatku tersedak.
"Uhukk...hukk..." Marta langsung mengambilkanku segelas air.
"Pelan-pelan makannya" katanya.
"Kamu sih, nanya begituan" gerutuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Martanita [END]
Romance⚠️PERLU DIPERHATIKAN!!⚠️ Cerita ini mengandung sedikit unsur kedewasaan, untuk yang dibawah umur bijaklah dalam memilih bacaan! (18++) Baik dan lugu, itulah sifat dari seorang Anita Gautama. Wanita yang jatuh cinta pada lelaki yang bernama Herman Wi...