91. Ayah atau Papa

362 24 1
                                    

AUTHOR POV

Hari ini Gilang di perbolehkan pulang oleh dokter. Anita mengajaknya untuk tinggal di rumah sementara waktu. Ingat hanya sementara.

"Sudah datang rupanya" Diana menyambut kedatangan Gilang. Dia membantu Anita menuntun Gilang masuk ke dalam rumah.

"Papa!!!" Hazel berlari dari kejauhan menghampiri Gilang dan langsung memeluknya.

"Hazel kangen sama papa...hiks...."

Gilang mengeratkan pelukannya. "Papa juga kangen. Maafin papa ya sayang"

"Papa jangan tinggalin Hazel lagi" Hazel menatap Gilang seraya menangis.

Perlahan Gilang mengusap air matanya. "Papa gak bakal ninggalin Hazel lagi, papa janji"

Di sisi lain Harel merasa kesal dengan mamanya yang membiarkan Gilang masuk ke rumah itu.

Gilang tersenyum pada Harel namun di abaikan. Harel lebih memilih masuk ke dalam kamarnya.

Brakk!!

"Harel...."

"Dia belum bisa nerima aku di sini. Aku ngerti kok" tungkas Gilang.

"Papa, nanti kita akan bermain bersama lagi kan? Kita akan liburan?" Tanya Hazel.

"Iya, setelah papa sembuh, papa perlu istirahat dulu sekarang" kata Anita.

"Hazel!" Harel berteriak memanggil Hazel dari kamarnya.

"Hazel ke kamar sebentar ya" dia berjalan menuju kamarnya.

Srettt.....

"Harel!" Hazel terkejut saat kembarannya itu menarik tangannya tiba-tiba.

"Kan aku udah bilang, jangan dekati papa lagi! Kamu gak inget? Papa pernah jahat sama kita, papa udah buat mama sedih, aku gak mau itu terjadi lagi" kata Harel. Seketika Hazel diam mencerna perkataan kembarannya tadi.

Memang benar, Gilang sudah bertidak kasar pada mereka. Tapi Hazel yakin sang papa sudah berubah sekarang. Melainkan dengan Harel, dia belum bisa dan mungkin tidak akan bisa melupakan perbuatan Gilang.

"Harel! Hazel!" Suara bariton tak asing di telinga mereka.

"Ayahh!!" Keduanya keluar kamar menghampiri Gabriel.

"Hay! Maaf kemarin ayah gak mampir, oh ya, ayah bawa seuatu buat kalian nih" Gabriel menujukkan kantong plastik berisi banyak makanan.

"Wahh, makasi ayah" Harel langsung memeluk Gabriel. Perlakuan Harel sangat berbeda pada Gilang dan Gabriel.

Dari kejauhan, Gilang merasa tak terima melihat anaknya lebih menganggap lelaki lain sebagai ayah mereka. "Ayah sudah makan? Kita makan sama-sama ya" ajak Harel.

"Ayah udah makan, kalian makan aja dulu" balas Gabriel.

"Mereka sudah saling mengenal sejak lama?" Tanya Gilang pada Anita.

"Tidak begitu, tapi mereka sudah sangat dekat, terutama Harel" balas Anita.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Anita dan Diana tengah menghidangkan makanan di meja. "Nak Gilang, mari makan dulu" kata Diana.

"Iya bu" balas Gilang. Masih sedikit tertatih-tatih dia berjalan menuju ruang makan.

"Biar aku bantu" Anita langsung menuntunnya. Gilang tersenyum senang.

"Jangan menatapku seperti itu" kata Anita.

Gilang terkekeh. Dia langsung duduk di sebuah kursi. "Harel! Hazel! Ayo makan dulu" Anita sedikit berteriak.

Martanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang