38. Kedekatan.

403 31 5
                                    

AUTHOR POV

Gilang masih sibuk dengan pekerjaan dan layar laptop di depannya. Sedangkan Anita sudah terlelap sedari tadi. Sesekali Gilang melirik ke arah anita sambil tersenyum.

~~~~~~~~~~

Sinar matahari masuk melalui celah jedela yang membuat Anita terbangun dari tidurnya. Saat dia melihat ke arah samping, Gilang tak ada disebelahnya. Dia pun membangunkan dirinya dan melihat Gilang tertidur di meja kerjanya dalam kondisi duduk.

Perlahan anita mendekatinya. Kopi yang semalam ia buatkan untuk Gilang masih utuh. Berkas-berkas dimeja itu tampak berantakan. "Marta?" Suara anita berhasil membangunkan Gilang. Dengan wajah pucatnya dia menoleh ke arah Anita.

"Kamu baik-baik aja kan?" Tanya Anita khawatir. Anita menempelkan punggung tangannya di dahi Gilang.

"Badan kamu panas. Kita ke dokter aja ya" kata Anita.

"Gak perlu, bentar lagi juga sembuh kok" kata Gilang dengan suara lemas.

"Sembuh gimana? Badanmu panes banget, aku gak mau kamu kenapa-napa ntar" Anita mulai merapikan berkas-berkas dimeja Gilang.

"Kalau ada kamu pasti aku bakal sembuh kok" dalam kondisi seperti ini Gilang masih saja menggoda anita seperti itu.

"Jangan bercanda Marta, kita ke dokter sekarang titik!" Gilang perlahan memejamkan matanya. Jika Anita sudah marah dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

~~~~~~~~~~

"Eh? Gilang kenapa?" Tanya Melda yang melihat anita membopong Gilang.

"Sakit, badannya panes banget kak, ini mau aku ajak ke dokter" balas Anita.

"Biar di anter kak Andre aja ya" tawar Melda yang diangguki oleh Anita.

~~~~~~~~~~

"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Anita.

"Ini hanya kelelahan, bekerja terlalu keras, kurang minum air putih juga bisa menyebabkan kelelahan. Jadi pasien perlu banyak istirahat sampai benar-benar sembuh. Saya akan berikan beberapa obat juga" dokter itu berlalu pergi.

"Kan udah aku bilang, kamu jangan terlalu capek" kata anita. Gilang hanya tersenyum mendengar perkataan sang istri.

~~~~~~~~~~~

Dengan telaten Anita merawat Gilang. Memberikannya obat, hingga menyuapkan makanan. Seperti yang ia lakukan sekarang.

"Udah" kata Gilang tidak mau meneruskan makannya. Anita mengangguk lalu menyodorkan segelas air.

"Aku mau jus" rengek Gilang sambil memanyunkan bibirnya. Sontak Anita mendelik ke arahnya.

"Masih sakit, gak boleh!" Kata Anita.

"Kalau gtu ayam bakarnya pak Joko" Gilang mengalihkan pandangannya ke arah lain. Seperti anak kecil yang sedang merajuk.

"Nggak boleh, mau itu ayam bakar pak joko, pak jaka, pak juki pokoknya gak boleh, orang masih sakit juga makan yang begituan" croscos Anita.

"Gak suka bubur" kata Gilang.

"Makanya cepet sembuh biar gak makan bubur lagi" balas Anita sambil tersenyum.

"Ada apa sih ini ribut-ribut?" Melda tampak sedang menarik kopernya.

"Kakak mau kemana?" Tanya anita dan gilang bersamaan.

"Cieeeee....cieee" sahut Felicia yang muncul dari belakang Melda. Melda hanya terkekeh.

"Mau kerumah mama, lagian kakak udah cukup lama nginep disini" balas Melda.

Martanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang