39. Kembali lagi?

449 29 3
                                    

Ceklek....

"Kamu????" Mereka berdua tampak terkejut.

~~~~~~~~~~~

Seorang wanita berdiri dihadapan mereka dengan tubuh gemetaran. Saat itu diluar memang sedang hujan.

"Saya takut pak" wanita itu tampak ketakutan dan dengan sengaja langsung memeluk gilang. Namun tak lama kemudian wanita itu linglung lalu pingsan di pelukan gilang.

Anita hanya diam disertai rasa tak percaya. Bahwa wanita itu kembali lagi. Renita.

Gilang menggendong renita ala bridal style menuju kamar lamanya. "Anita, ambilkan selimut dilemari" perintah gilang. Dia tampak sangat khawatir dengan keadaan renita. Anita pun memberikan selimut itu pada gilang.

"Kamu jaga dia sebentar ya" pinta gilang lalu pergi meninggalkan anita dikamar itu.

~~~~~~~~~~

"Halo"

"......."

"Tolong kamu cek apartemen yang kamu carikan untuk renita kemarin"

"......."

"Cepat beri saya kabar setelahnya"

"......."

"Terimakasih"

Setelah menutup telponnya gilang kembali menegok renita dikamarnya. Gilang duduk di samping ranjang itu. Telapak tangannya diletakkan di dahi renita. Ternyata badannya panas tinggi. "Badannya panas" gumam gilang.

"Kenapa dia bisa kembali?" Tanya anita.

"Masalah kenapa itu, kita bahas terakhir saja, sekarang kita cari tahu caranya agar dia cepat sadar. Aku akan keluar sebentar untuk membeli obat" saat gilang beranjak dengan cepat anita menahannya.

"Kamu baru aja sembuh, ntar kamu bisa sakit lagi" sejenak gilang menatap anita.

"Biar aku yang keluar" imbuhnya.

~~~~~~~~~~~

ANITA POV

Aku sudah mengemudikan mobilku menuju apotek. Hujan tampak semakin deras. Mengingat kejadian tadi, aku masih belum percaya wanita itu bisa kembali lagi. Aku merasakan ada hal aneh, tapi jika aku beritahu marta, dia juga pasti tidak akan percaya.

Ciitttttt.....

"Astaga" aku hampir saja menabrak hewan di depanku. Aku mencoba turun untuk mengecek.

Ternyata seekor kucing tengah meringkuk di depan mobilku. Aku mengambilnya dan memindahkannya ke pinggir jalan.

~~~~~~~~~~

Aku melangkah menuju kamar renita sambil membawa obat yang ku beli tadi dan juga segelas air.

Sampainya di depan kamar renita, aku melihat marta memegang tangan renita. "Aku takut" lirih renita menatap sendu ke arah marta.

"Kamu akan baik-baik saja" balas marta sambil mengelus lembut kepala renita.

"Apa dia ada disini?" Tanya renita.

"Aku sudah menyuruhnya keluar, kamu nggak perlu khawatir" marta memajukan wajahnya lalu mengecup kening renita.

Tiba-tiba....

"Nit??" Marta kini berdiri tepat di hadapanku.

"Kamu kenapa?" Tanyanya. Aku melirik ke arah renita, dia masih belum sadarkan diri. Ternyata aku hanya berhalusinasi tadi.

Martanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang