AUTHOR POV
"Anita dimana?" Tanya Agas pada Gilang.
"Dia sedang dikamar pa, katanya ingin sendirian dulu" kata Gilang.
Agas mengetuk pintu kamar Anita. "Sayang, apa papa boleh masuk?" Kata Agas.
Namun Anita tak menjawabnya. "Biar aku saja" kata Diana.
Ceklek...
Anita tampak duduk di sebuah kursi dekat jendela. "Anita?" Panggil Diana.
Anita hanya melirik sekilas seraya tersenyum. Diana mendekati Anita dan duduk disebelahnya. "Maaf...." Lirih Diana.
"Maafin ibu ya Nita" kata Diana. Anita tak mengiraukannya dia fokus menatap pemandangan di luar jedela.
Diana menggenggam tangan Anita. "Ibu tau, kamu pasti marah dan kecewa sama kami kan?"
"Kenapa kalian baru bilang sekarang?" Tanya Anita.
"Kenapa gak sebelumnya?" Imbuhnya.
"Anita bingung, Anita bener-bener kecewa sama kalian" Diana langsung memeluk Anita yang tengah menangis.
"Maafin ibu ya nak" kata Diana.
~~~~~~~~~~~~~~~
Berbagai cara dilakukan Agas dan juga Alina agar Anita memafkan mereka. Meskipun mereka tau Anita sudah memaafkannya tapi perubahan sikap Anita membuat mereka tak nyaman.
Setelah kejadian itu, Anita tak pernah berkujung kerumah orang tuanya bahkan sekedar berkomunikasi lewat telpon pun tidak.
Anita sudah memaafkan semuanya tapi dia tidak bisa melupakan kejadian itu. Sesekali Alina datang kerumah Anita untuk membawakan makanan.
"Ini mama bawain makanan kesukaan kamu" kata Alina.
Anita menerimanya dan mempersilakan Alina untuk duduk. "Makasih ya ma, seharusnya mama gak perlu repot-repot bawain gini" kata Anita.
"Nita" panggil Alina. Anita menoleh ke arah Alina yang menyuruhnya untuk duduk disebelahnya.
"Iya ma?" Jawab Anita.
Alina mengelus pelan perut Anita. "Gimana kabar cucu nenek?" Tanya Alina.
Anita tersenyum sembari mengelus perutnya. "Kata dokter baik-baik aja kok ma, dia aktif banget"
"Nit? Kamu masih marah ya sama mama?" Tanya Alina.
"Anita kan udah bilang sama mama, kalau Anita gak marah sama mama, Nita udah maafin mama kok" Anita meraih tangan Alina.
"Mama minta maaf" kata Alina.
"Anita udah maafin mama" balas Anita.
"Ibu Diana sering berkunjung kemari?" Tanya Alina.
Anita mengangguk. "Iya, terkadang ibu nganter Anita periksa kandungan" kata Anita.
"Oh ya, itu makanannya dimakan dulu, ntar keburu dingin lagi" kata Alina.
~~~~~~~~~~~~~~
GILANG POV
Pagi ini, aku mengantar Anita untuk mengecek kandungannya. Kemarin dokter Fitri memberitahukan bahwa ada dokter baru yang akan memeriksa Anita untuk selanjutnya.
"Sayang sudah siap?" Tanyaku.
"Tunggu bentar, ambil tas dulu" kata Anita.
Anita melangkah menghampiriku. "Sini aku yang bawain" kataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Martanita [END]
Romance⚠️PERLU DIPERHATIKAN!!⚠️ Cerita ini mengandung sedikit unsur kedewasaan, untuk yang dibawah umur bijaklah dalam memilih bacaan! (18++) Baik dan lugu, itulah sifat dari seorang Anita Gautama. Wanita yang jatuh cinta pada lelaki yang bernama Herman Wi...