ANITA POV
Entah kenapa kecurigaan mulai muncul di benakku. Belakangan ini Mas Herman benar-benar berubah, dia mulai sering marah padaku tanpa sebab.
Setiap aku bertanya masalah pekerjaan dia selalu mengatakan bahwa hal itu bukan urusanku dan dia lakukan semua ini untuk memenuhi kebutuhan kami.
"Kamu gak ngajar Nit?" Tanya Mama sambil berjalan ke arah dapur.
Aku baru saja sampai di rumah Mama, ini biasa kulalukan jika aku ada masalah.
"Ngajar kok Ma, cuma belum ada jam." Balasku lalu duduk di sofa ruang tamu.
"Kenapa? Ayo cerita." Kata Mama sambil membawa nampan berisi kue kering.
"Kalo kamu ke sini pasti lagi ada masalah, masalah apa Nit? Cerita sama Mama sayang," imbuh Mama.
Aku bingung harus menceritakannya atau tidak, entah dari mana aku harus mulai cerita.
"Nit! Lho kok bengong sih?" Kata Mama membuyarkan lamunanku.
"Mas Herman Ma," satu kalimat keluar mulus dari mulutku.
"Kenapa, ada apa dengan dia?" Tanya Mama.
"Nita ngerasa Mas Herman berubah belakangan ini." Aku menghela nafas berat.
"Jangan bilang anak itu udah nyakitin kamu!" Mama terlihat kesal.
"Dia sering marah gak jelas ke Nita, dan Nita rasa dia sering bohongin Nita Ma," Mataku terasa penuh dengan air mata yang siap akan tumpah.
"Biar Mama yang bicara nanti sama dia." Balas Mama.
"Gak usah Ma, biar Nita selesaiin masalah ini sendiri aja, Nita ke sini cuma mau cerita aja kok Ma..." Kataku dengan penuh harapan agar Mama tak melakukan perkataannya tadi.
"Kalo ada apa-apa langsung bilang sama Mama ya sayang," Mamalangsung membawaku dalam pelukannya.
Aku membalas pelukan Mama dengan erat, sudah lama aku tak merasakan hal ini.
~~~~~~~~~~~~
AUTHOR POV
Suara gaduh para siswa terdengar hingga di luar lorong. Seorang wanita berkacamata dengan buku di tangannya memasuki kelas itu. Tiba-tiba sepi...
"Kok diam?" Wanita itu melangkah menuju sebuah meja di depan kelas.
Tak ada sahutan dari para siswa semuanya menunduk dan bungkam.
"Sudah siap belajar?" Tanya wanita itu lagi.
"Sudah Bu!" Balas para siswa bersamaan.
"Baguslah, keluarkan buku catatan kalian kita lanjutkan materi kemarin" Kata wanita itu sambil menuliskan sesuatu di papan tulis.
Tok...tok...tok...
Seisi kelas menoleh ke arah ketukan pintu itu, seorang pria berpakaian putih hitam dengan kata SATPAM di sebelah kanan dadanya tersenyum tepat di depan pintu kelas.
"Permisi Bu Anita, ada yang sedang menunggu anda di depan." Kata satpam itu dengan ramah.
"Baik, suruh tunggu sebentar." Balas wanita itu.
Pak satpam berlalu dan wanita itu kembali melanjutkan sedikit materi yang tertunda tadi.
"Ibu tinggal sebentar, untuk ketua kelas tolong tugas sudah dikumpul di depan sebelum Ibu datang, mengerti?" Kata Anita.
"Baik Bu!" Balas ketua kelas.
Anita keluar dari kelas itu dengan membawa tasnya, belum jauh dari sana riuh kembali terdengar dari kelas itu. Anita hanya bisa menggeleng dengan pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Martanita [END]
Romance⚠️PERLU DIPERHATIKAN!!⚠️ Cerita ini mengandung sedikit unsur kedewasaan, untuk yang dibawah umur bijaklah dalam memilih bacaan! (18++) Baik dan lugu, itulah sifat dari seorang Anita Gautama. Wanita yang jatuh cinta pada lelaki yang bernama Herman Wi...