"Kamu!!" Gilang menatap geram ke arah Harel yang berani melawannya.
~~~~~~~~~~~~~~~~
"Papa Jahat!!" Kata Harel.
Gilang sudah mengangkat tangannya hendak memukul Harel. "Berhenti!" Anita langsung mendekap kedua anaknya.
"Kamu gila ya! Kamu mau nyakitin anak kamu demi wanita itu?!" Kata Anita seraya menunjuk ke arah Salsa yang tengah tertunduk diam.
"Kamu itu kenapa sih? Belakangan ini kamu selalu kasar! Kamu bukan Marta yang aku kenal"
"Anita...!"
"Apa?! Kamu mau apa? Aku udah gak kuat lagi...." Air mata Anita mulai menetes.
"Aku nyerah...kamu pernah bilang kalau aku gak setuju keputusan kamu, kita cerai. Aku minta kita cerai" kata Anita.
Gilang sempat tertegun, ekspresinya menggambarkan ia sangat tak menyangka yang dikatakan Anita.
"Ada apa ini?" Tiba-tiba seorang pria tua datang menghampiri mereka. Seketika raut wajah Gilang berubah.
"Kamu mau cerai? Oke, kita cerai. Suratnya akan aku urus besok. Dan...kamu, bisa pergi dari sini sekarang" kata Gilang
"Anak-anak biar hak asuhnya ada padaku saja" imbuhnya.
Harel mendengar hal itu langsung menggeleng. "Harel dan Hazel akan bersama papa?" Tanya Harel.
"Harel gak mau!" Katanya.
Anita mengelus wajah kedua anaknya seraya menangis. "Kalian sama papa aja ya, nanti mama kesini kok nengok kalian"
"Gak mau! Hazel mau ikut mama" kata Hazel.
"Mama" mata Harel mulai berkaca-kaca.
"Mama sayang Harel kan?" Kini air mata Harel tak bisa terbendung lagi.
"Iya tentu, mama sayang banget sama Harel" Anita mengusap air mata putranya itu.
"Harel mau ikut sama mama pokoknya....hiks" Anita menatap sekilas ke arah Gilang.
"Iya, kalian ikut sama mama ya" kata Anita.
"Biar hak asuh anak-anak ada di aku aja" pinta Anita.
Gilang mengangkat salah satu tangannya. "Terserah kamu" lalu melenggang pergi diikuti Salsa.
~~~~~~~~~~~~~~~
Anita kini berada di rumah Diana. Rumah yang lumayan sepi penduduk itu menjadi pilihan Anita sebagai tempat tinggalnya sekarang.
Alina dan Agas juga datang kesana. Anita tampak menangis di pelukan sang mama. "Jangan sedih ya sayang, ada mama disini" kata Alina.
Bagaimana dengan kedua orang tua Gilang? Iya mereka baru saja mendengar berita bahwa Anita meminta cerai dengan Gilang. Hal itu membuat Johan semakin marah pada Gilang. Hana dan Johan meminta maaf berkali-kali pada Anita, tapi Anita selalu bilang bukan mereka yang bersalah dalam hal ini dan Anita sudah mengiklaskan semua yang terjadi.
Gilang tengah duduk di ruang kerjanya seraya memandangi foto seorang wanita yang tengah tersenyum. Dia mengelus pelan dan sesekali berbicara dengan foto itu. Seakan wanita dalam foto itu ada di hadapannya.
"Nit..." Gilang tampak tersenyum.
"Sekarang kamu pasti benci banget kan sama aku? Maafin aku ya...." Dia mengusap buliran air mata yang terjatuh.
"Sebenarnya aku gak ingin ini semua terjadi, aku masih mencintaimu. Sangat. Aku terpaksa ngelakuin ini semua demi kita semua" tib-tiba seseorang memegang pundak Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Martanita [END]
Romance⚠️PERLU DIPERHATIKAN!!⚠️ Cerita ini mengandung sedikit unsur kedewasaan, untuk yang dibawah umur bijaklah dalam memilih bacaan! (18++) Baik dan lugu, itulah sifat dari seorang Anita Gautama. Wanita yang jatuh cinta pada lelaki yang bernama Herman Wi...