AUTHOR POV
Pagi ini gilang tampak tengah bersiap untuk pergi ke kantor. Disisi lain anita sedang menyiapkan sarapan untuk gilang.
"Sudah siap" gumamnya sambil menutup kotak makan berwarna biru.
Setelahnya dia pergi menuju kamarnya. Membawakan kotak makan itu. "Ini sarapannya inget dimakan ya" kata anita.
"Iya, taruh disana aja" gilang tampak kesusahan mengenakan dasinya.
Anita tersenyum melihat hal itu. "Sini biar aku bantu" anita perlahan mendekat ke arah gilang.
Gilang memberikan dasi itu pada anita. Dia mulai mengalungkan dasi itu. Tangan gilang tak tinggal diam. Dia memeluk pinggang anita. "Apa yang kau lakukan?" Tanya anita yang merasa risih dengan hal itu.
"Kau istriku" balas gilang singkat. Anita terus menatap bingung ke arah gilang.
"Kamu mau natap aku terus atau masangin dasi?" Pertanyaan gilang menyadarkan anita dari lamunannya.
"Sudah jadi" kata anita. Dasi hitam itu melekat indah di kemeja pitih yang gilang kenakan.
Gilang semakin mempererat pelukannya hingga membuat tubuh anita benar-benar menempel dengan tubuhnnya. Perlahan gilang mendekatkan wajahnya pada wajah anita.
Anita susah payah menelan salivanya. Hembusan nafas gilang menerpa wajahnya membuat jantungnya berdetak tak karuan.
"Pak gilang!" Anita mendorong pelan tubuh gilang agar menjauh darinya.
Gilang tampak menggeram kesal. "Bisakah kamu mengetuk pintu sebelum masuk?" Tanya gilang.
"maaf pak, tapi kita sudah hampir terlambat" kata renita sambil menunduk.
"Tidak ada kata terlambat bagi saya karena saya pemilik perusahaan itu" kata gilang dengan sombongnya.
"Marta..." Anita menatap tajam ke arah gilang. Namun yang di tatap hanya menyengir.
"Aku hanya bercanda sayang" balas gilang.
"Kita berangkat sekarang!" perintah gilang.
~~~~~~~~~
"Selamat pagi pak" sapa semua karyawan perusahaan. Gilang menyapa mereka dengan senyuman ramah.
"Selamat pagi pak" sapa seorang lelaki di depan ruangan gilang. Gilang sedikit terkekeh.
"Selamat pagi bagas, kamu bisa ikut saya ke ruangan saya" kata gilang bagas pun mengikuti gilang dari belakang.
"Renita hari ini ada jadwal apa saja?" Tanya gilang sambil duduk dikursi kerjanya.
"Hari ini kita ada meeting pak, membahas mengenai target kita bulan depan" kata renita.
"Baiklah, siapkan semuanya" balas gilang.
~~~~~~~~~
ANITA POV
"Haii bu guruu!!" Sapa nadira kegirangan. Hal itu membuayarkan lamunanku.
"Kenapa ibu guru?" Tanyaku dengan nada pelan.
"Kangen, lo kok bengong-bengong gtu sih, awas lho ntr kesambet" kata nadira sambil bergidik ngeri. Aku sontak tertawa melihat tingkahnya.
"Gimana pelatihannya?" Tanyaku.
"Lancar kok, oh ya, linda mana?" Tanya nadira. Aku menaikkan pundakku tanda tak tau.
Nadira merogoh ponsel dikantong bajunya. "Biar gue telpon" katanya.
"Halo mbak lin?"
"......."
KAMU SEDANG MEMBACA
Martanita [END]
Romance⚠️PERLU DIPERHATIKAN!!⚠️ Cerita ini mengandung sedikit unsur kedewasaan, untuk yang dibawah umur bijaklah dalam memilih bacaan! (18++) Baik dan lugu, itulah sifat dari seorang Anita Gautama. Wanita yang jatuh cinta pada lelaki yang bernama Herman Wi...