75. Kepergian sang pangeran

330 20 0
                                    

AUTHOR POV

Gilang membopong tubuh Anita yang tak sadarkan diri.

Di rumah semua orang menyiapkan acara pemakaman untuk Devan. Devan akan dimakamkan besok. Sebuah peti putih kecil berhiaskan bunga, di dalamnya terdapat seorang bayi.

Se kembalinya ke rumah, sepanjang hari Anita hanya menangis di sebelah peti jenazah. Terkadang ia pingsan dan memangis lagi terus seperti itu seharian penuh. Keluarganya sudah berusaha menenangkannya namun tetap saja Anita merasa sangat sedih. Memang itu wajar, jika kita kehilangan orang yang kita sayangi akan sangat menyedihkan rasanya.

~~~~~~~~~~~~~~~

Pagi ini semua anggota keluarga bersiap pergi ke pemakaman. Orang-orang yang melayat pun ikut mengantarkan Devan ke peristirahatan terakhirnya.

Persis saat rombongan berangkat Anita yang tak kuasa menahan kesedihannya pun pingsan. Diana, Bi Rastri dan Pak Agus menjaganya dirumah sedangkan yang lainnya ke pemakaman.

"Anita, bangun sayang" Diana mengelus lembut wajah Anita. Namun Anita sama sekali tak merespon ia masih saja terpejam.

Diana meninggalkannya ke dapur. Baru saja masuk ke dapur, suara benda pecah terdengar dari kamar Anita. Bi Rastri langsung menghampirinya.

"Dimana Devan?" Tanya Anita. Dikamarnya banyak beling berserakan.

"Nona, apa yang anda lakukan?" Tanya Bi Rastri memungut satu persatu beling itu.

"Dimana Devan?" Tanya Anita lagi.

"Aku kan menemuinya" Anita berjalan melewati beling-beling itu.

"Nona awas!" Peringat Bi Rastri.

"Awwh sakit! Hiks...aku ingin bertemu dengan Devan" kata Anita seraya menangis.

"Anita kamu kenapa?" Tanya Diana yang melihat kaki Anita terluka.

"Dimana semua? Dimana Devan? Kenapa tak ada yang menjawabnya?!" Tanya Anita.

"Sstt...tenang sayang" Diana memeluk Anita.

"Anita ingin menemuinya bu" kata Anita seraya terisak.

Sebelum pergi ke pemakaman, Gilang sempat berpesan pada Diana agar tidak mengajak Anita ke sana. Gilang takut jika nanti terjadi apa-apa di sana.

"Kita tunggu di sini aja ya" kata Diana.

"Nggak!! Katakan bu, dimana Devan?" Tanya Anita memelas.

~~~~~~~~~~~~~~

Semua anggota sudah sampai di pemakaman bersama orang-orang yang melayat ke sana.

Perlahan peti itu diturunkan. Isak tangis mulai terdengar. Gilang ikut membantu menguburkan peti itu. Air mata tak bisa terbendung lagi.

Proses penguburan selesai sebuah batu nisan bertuliskan nama Devan berdiri kokoh. "Tenang disana ya sayang" Gilang mencium batu Nisan itu.

"Devan!!" Teriakan itu mengalihkan semua orang. Anita berlari tertatih-tatih menahan sakit.

"Tunggu mama!! Hiks...."

Brughh!!

"Kak Nita!" Mita yang ada di sana langsung menghampiri Anita dan membantunya untuk bangkit.

Sampai di hadapan makam Devan. Terdapat sebuah foto bayi sedang tersenyum. "Ini mama dateng sayang" Anita tersenyum seraya menangis mengelus foto dalam bingkai tersebut.

"Devan mau mama beliin apa? Devan mau mainan?" Tanya Anita.

"Kak Nita" Mita berusaha menenangkannya.

Martanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang