7. Guru Fisika.

1.6K 118 6
                                    

ANITA POV

Pagi ini hari pertamaku mengajar. Eh, bukan pertama kali menginjakan kaki di sekolah itu, tapi pertama kalinya aku mengajar dengan penampilan baru. Aku sudah menerka-nerka apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Kak Nita!!!" Aku di buat kaget oleh teriakan anak kecil dari luar. Memang kebiasaan.

Aku menuruni tangga menuju pintu dengan pakaian rapi. "Amel, bisakah kau tidak berteriak dipagi hari seperti ini?" Aku mempersilahkannya masuk.

"Maafkan Amel, hari ini Amel perlu bantuan kakak" dia berjalan menuju sofa sambil menggendong tas warna pink bergambar tokoh boneka kucing.

"Apa yang bisa kakak bantu?" Tanyaku sambil menggunakan blazer abu.

Dia tampak menggemaskan duduk disofa dengan kaki berbalut kaos putih dan sepatu pantofel hitam dengan pita merah di pinggirnya.

"Apa kakak tau apa yang telah mama dan papa lakukan?" Tanyanya dengan suara lucunya.

"Mana kakak tau yang mereka lakukan, kita kan beda rumah" aku melangkah menuju dapur menggambil segelas susu.

"Mereka meninggalkan Amel kak" dia memanyunkan bibirnya.

"Lalu?" Tanyaku sambil menyodorkan segelas susu.

Dia meminumnya hingga tandas. "Ini untukku?" Tanyanya sambil mebersihkan sisa susu di bibirnya.

"Jika bukan untukmu, kenapa kau minum?" Tanyaku.

"Kak, antarkan Amel kesekolah ya" katanya sambil memegang tanganku. Seperti biasa dia memberiku puppy eyesnya yang menggemaskan.

"Kan sopirmu ada dirumah" kataku sambil menyambar tas yang ada di sebelahku.

"Dia sedang cuti kak" balasnya.

"Kenapa kau tidak bilang dari kemarin?" Tanyaku. Bisa-bisa aku terlambat hari ini karena bocah ini.

"Kan aku sudah bilang tadi, mama dan papa meninggalkanku, mereka meninggalkan ku pagi-pagi buta, bagaimana caranya aku memberitahumu kak" jelasnya panjang lebar.

Aku menghela nafas panjang. "Baiklah, ayo!" Ajakku.

"Kita berangkat sekarang?" Tanyanya sambil beranjak dari sofa.

"Apa kau akan pergi dengan penampilan seperti itu?" Tanyaku sambil menunjuk dirinya dengan rambut yang tergerai.

"Biar kakak kepangin" aku melangkah menuju kamar mengambil sisir dan juga pita.

Aku mulai mengepanginya. Selama aku mendandaninya dia terus mengoceh entah apa yang dia ceritakan, ada masalah sekolahnya, masalahnya di rumah dan lebih parahnya lagi bocah ini bercerita bahwa dia menyukai teman sekelasnya. Astaga....apa ini ya tuhan. Skip

Aku pun selesai mengepanginya dia pergi kearah cermin dekat ruang tamu. Dia bercermin sambil bergaya. Aku menepuk jidatku. Kelakuan macam apa ini?

"Wahh!! Cantik sekali" dia menutup mulutnya yang menganga.

"Amel tampak sangat cantik, ya kan kak?" Tanyanya.

"Iya cantik, ayo cepat kita bisa telat nanti" kataku sambil melangkah menuju pintu.

"Kak Anita" panggilnya.

"Apa lagi sih Mel?" Tanyaku kesal.

"Jika nanti kakak punya seorang anak, pasti dia akan tampak cantik setiap hari iya kan?" Katanya. Entah kenapa aku sontak tersipu mendengar katanya tadi.

Aku melajukan mobilku membelah jalanan kota yang ramai.

Aku langsung berlari memasuki sekolah. Saat kulihat jam yang melingkar ditanganku. Aku sudah telat 10 menit.

Martanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang