68. Kisah masa lampau

299 21 0
                                    

Kami lulus SMA bersama. Namun Diana tak melanjutkan kuliahnya karena ia harus menggantikan ayahnya menjadi tulang punggung keluarga. Dia harus merawat ibunya yang sakit-sakitan. Aku sudah pernah melarangnya melakukan hal itu. Namun dia tetap menolak.

~~~~~~~~~~~~~~

Delapan tahun kami menjalin hubungan, aku memberanikan diri melamar Diana dan aku berencana memperkenalkan Diana pada Ayah. Aku tau bahwa ayah pasti tidak akan setuju dengan hal ini, tapi aku tetap yakin bahwa ayah mau menerima Diana.

Di perusahaan, Ayah tampak berbincang dengan seorang lelaki sebaya dengannya. "Aku pamit dulu, Agas, bagaimana kabarmu?" Tanya lelaki itu.

Dia teman ayah. "Baik om bagaimana?" Tanyaku. Dia bilang masih ada urusan sehingga dia buru-buru pergi.

Ayah menyuruhku duduk. Dia menatap ke arah Diana. "Apa itu temanmu? Suruh dia masuk tidak apa" kata ayah.

Diana memasuki ruangan ayah sedikit gugup. Papa bilang bahwa lelaki temannya itu datang kemari untuk membahas anak perempuannya. Menantunya meninggal dunia 5 bulan yang lalu karena kecelakaan menyebabkan sang putri depresi. Dia berniat menikahkan putrinya denganku.

Ayah menjelaskan bahwa wanita itu baik, pintar dan setara denganku. Dan lebih parahnya lagi, dia tengah mengandung saat itu. Secara tidak langsung aku di minta mempertanggunh jawabkan anak itu meskipun itu bukan anakku. Aku jelas-jelas menolaknya. Untuk pertama kalinya aku membentak ayah. Aku sangat marah. Dia selalu mengekangku melakukan apa pun hingga masalah rumah tanggaku kelak, ia juga ikut mengaturnya.

Aku bilang pada Ayah bahwa wanita yang aku bawa adalah kekasihku dan sebentar lagi akan menjadi menantunya. Aku memintanya untuk merestui hubungan kami. Mendengar itu ayah sangat marah. Dia tidak suka anaknya menjalin hubungan berbeda keyakinan. Ditambah lagi Diana orang yang memiliki ekonomi yang rendah. Ayah tidak suka dengan hal itu. Dan aku benci sifat ayah satu ini. Aku mencintai Diana bukan karena hartanya.

Karena sangat menolak hubunganku dengan Diana dia menghina Diana dengan mengucapkan kata-kata kasar. Diana yang merasa sakit hati pergi dari ruangan itu. Aku berusaha mengejarnya dia menyuruhku untuk tidak mengikutinya. Dia juga bilang bahawa kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini.

Diana menghilang. Dia tidak pernah mengabariku dan aku juga tidak pernah bertemu dengannya setelah kejadian itu. Aku hanya mendengar kabar bahwa ibunya meninggal dunia sehari setelah kejadian itu. Aku memikirkan nasib Diana sekarang. Terakhir kali aku datang kerumahnya namun rumah itu nyatanya sudah dijual dan orang yang membelinya tak tau keberadaan Diana sekarang.

Sebulan berlalu, aku melangsungkan pernikahan dengan anak teman ayah itu. Alina. Dia wanita yang baik, benar kata ayah. Tapi aku hanya menganggapnya istri. Kami menikah tanpa rasa cinta. Saat pernikahan kami pun aku masih memikirkan Diana aku masih mencintainya meski kami tak pernah bertemu lagi.

Alina selalu memberi perhatian padaku layaknya seorang istri pada suaminya. Meski Alina tau bahwa aku tidak mencintainya. Namun perasaan itu berubah seiring berjalannya waktu. Alina mampu menggantikan posisi Diana dihatiku. Aku mencintainya.

Bulan ke 8 rumah tangga kami, Alina melahirkan seorang anak laki-laki. Hari itu hari bahagia untukku. Menjadi seorang ayah adalah keinginanku. David putraku lahir kedunia ini.

3 tahun kami lewati bersama, kabar baik datang menghampiri kami, Alina dinyatakan hamil. Kami sangat senang saat itu. Tapi kesenangan itu tak bertahan lama Alina mengalami keguguran. Kami merasa sedih mendengar hal itu.

Beberapa bulan kemudian, Alina kembali dinyatakan hamil, namun kejadian yang sama terjadi kembali. Saat itu usia kandungan Alina sudah 5 bulan, kami sudah mengetahui bahwa Alina mengandung anak perempuan. Kami sudah mempersiapkan semuanya namun hal itu pupus sudah.

Merasa sangat kecewa aku sempat tak memperdulikan Alina. Disaat yang bersamaan orang dimasa lalu kembali lagi. Dia yang seharusnya bersama denganku saat ini datang kembali. Aku kembali bertemu dengan Diana disebuah tempat perbelanjaan di kota.

Pertemuan itu membuat perasaan yang dulu kembali muncul. Hingga hal yang tak disengaja terjadi. Belakangan setelah kejadian itu aku selalu pergi ke klub malam. Dengan kondisi mabuk berat aku datang ke tempat tinggal Diana. Masa lalu kembali teringat. Entah kenapa aku merasa ketidakadilan saat itu, seharusnya Diana kini bersama denganku. Akibatnya kami melakukannya. Kami melakukan dosa itu, hubungan terlarang itu.

8 bulan kemudian Alina tengah mengandung anak kami. Disaat yang bersamaan, Diana juga memberitahu padaku bahwa dia juga sedang mengandung anakku. Aku bingung sekaligus senang. Sebentar lagi aku akan menjadi seorang ayah namun disisi lain, salah satu anakku dari hubungan terlarangku.

Waktunya tiba. Alina akan melahirkan putri kami. Disaat yang bersamaan dan tampa di sengaja, Diana juga melahirkan di waktu yang sama. Aku khawatir jika kejadian sebelumnya terulang kembali. Aku terus berdoa yang terbaik untuk anakku.

Suara tangisan bayi terdengar. Itu anak dari Diana. Seorang anak perempuan. Tiba-tiba seorang perawat datang menghampiriku. Aku mengikutinya masuk kedalam ruangan. Alina tampak tak sadarkan diri. Dokter yang sedang menggendong seorang bayi berusaha membangunkan bayi itu. Berbagai cara dilakukan namun semuanya gagal bayi itu tetap diam tak bernafas hingga dinyatakan meninggal dunia.

Aku tak bisa menahan kesedihanku kala itu. Sedih kecewa menjadi satu. Aku tak akan bisa berkata-kata jika Alina menanyakan tentang anak kami. Tiba-tiba aku teringat sesuatu.

Aku masuk ke ruang rawat Diana dia tampak menggendong bayinya sesekali berbicara pada bayi itu. "Diana?" Panggilku.

Diana menujukkan anak kami. "Dia perempuan" kata Diana. Aku mendekati mereka dan menggambil bayi itu.

"Selamat datang sayang" bisikku pada bayi itu. Dia sangat mirip dengan Diana. Menggemaskan sekali.

Aku berbicara pelan-pelan pada Diana. Aku mengingatkan padanya bahwa aku juga ayah dari anak ini. Mengingat aku dan Alina baru saja kehilangan putri kami. Aku memutuskan untuk membawa bayi itu. Awalnya Diana sangat menolak hal itu. Dia merasa sangat sanggup jika mengurusnya sendiri. Aku mengatakan padanya jika bayi itu tumbuh besar dan sudah dewasa dia tidak mungkin mau hidup menjadi seorang anak tanpa ayah. Jika ia tinggal bersamaku masih ada Alina yang bisa menjadi ibunya.

Dengan berpikir cukup lama, Diana mengiyakan permintaanku. Namun sebelum itu ia meminta sesuatu padaku. Dia minta agar anak kami di beri nama Anita. Aku menerima permintaan itu dan memberi nama Anita pada bayi itu"

"Aku melakukan itu semua demi dirimu Alina, aku sangat bingung saat itu" kataku.

AUTHOR POV

Anita yang sedari tadi mendengar cerita sang Ayah hanya bisa menangis di pelukan Gilang. Dia bingung harus melakukan apa dia benar-benar kecewa hari ini.

Raut wajah Alina seketika berubah. Ada rasa penyesalan dalam dirinya. Dia merasa menjadi orang paling egois. "Kenapa kau tidak katakan itu padaku sebelumnya?" Tanya Alina seraya menangis.

Diana mendekati Alina dan duduk disebelahnya. "Maafkan aku" lirih Alina. Diana langsung memeluknya.

"Kau tidak perlu minta maaf, kau tidak bersalah disini. Akulah yang seharusnya meminta maaf padamu" kata Diana.

















































Jangan lupa votenya ya🧡🧡

Martanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang