AUTHOR POV
Waktu sangat cepat berjalan, 2 tahun sudah berlalu. Kedua anak kembar Anita dan Gilang, Harel dan Hazel sudah tumbuh besar.
"Mama, papa pulangnya kapan?" Tanya Hazel.
"Mama juga kurang tau sayang, kita tunggu kabar dari papa aja ya" balas Anita.
"Nanti kalau papa pulang, kita ikut jemput ya ma" kata Harel.
"Iya, nanti kita jemput papa bareng-bareng" kata Anita.
~~~~~~~~~~~~~~
Sudah dua bulan lebih Gilang tidak pulang ke rumah. Dia hanya akan bertemu keluarganya secara virtual lewat videocall.
Pagi ini Gilang tampak sangat sibuk. Dia tengah membahas proyek di kota tempat ia sekarang. "Sudah pak, proyeknya sudah hampir selesai" kata salah satu karyawannya.
"Baik, baguslah" kata Gilang.
Semenjak bulak-balik keluar kota, Gilang di paksa untuk hidup secara mandiri dan berpisah dengan keluarga.
Pulang dari pertemuan itu, Gilang memutuskan untuk berjalan-jalan dekat proyek sambil mencari tempat makan.
Brughh!!
"Awhh" dengan cepat Gilang menangkap tubuh wanita itu. Dua manik hitam saling bertatapan.
Hingga....
"Ah, maaf saya gak sengaja" kata wanita itu sembari membereskan barang-barangnya yang terjatuh.
"Tidak masalah, apa anda baik-baik saja?" Tanya Gilang. Wanita itu hanya mengangguk seraya tersenyum.
Wanita itu berdiri dan mengulurkan tangannya. "Nama saya Salsa, anda?"
Gilang melirik uluran tangan wanita itu lalu tersenyum. "Gilang" dia menjabat tangan wanita itu.
"Kamu eh, saya boleh pakai kamu?" Tanya Gilang.
"Boleh" balas wanita itu.
"Kamu mau kemana?" Tanya Salsa.
"Aku mau nyari tempat makan sekitar sini" balas Gilang. Mereka berjalan beriringan.
"Kamu tinggal dekat sini?" Tanya Gilang.
"Iya, aku tinggal dekat sini, kamu? Orang baru ya?" Tanya wanita bernama Salsa itu.
"Aku bukan orang baru kok. Itu. Proyek disana itu cabang perusahaanku di kota ini nantinya" jelas Gilang.
"Jadi aku hanya tinggal sementara saja disini" imbuhnya.
"Oh, jadi kamu yang punya perusahaan itu?" Tanya Salsa yang tampak terkejut.
"Iya" balas Gilang.
"Maaf ya, oh iya nama perusahaan kamu itu kok mirip sama perusahaan om Johan ya? Temen ayah aku" kata Salsa.
Gilang menyunggingkan senyum. "Pak Johan itu papa aku, makanya perusahaannya sama"
"Oh ya? Kamu kenal dong sama ayah aku" Kata Salsa.
"Siapa?" Tanya Gilang.
"Pak Adibrata" tiba-tiba Gilang tertegun saat mendengar nama itu.
"Kamu gapapa kan Gilang?" Tanya Salsa.
Tak berselang lama, mereka sampai di sebuah kafe kecil. "Kamu mau mampir juga?" Tanya Gilang.
"Boleh" balas Salsa seraya mengangguk.
Mereka duduk berhadapan di sebuah kursi dengan meja no 6. "Gilang" panggil Salsa.
"Iya?" Balas Gilang yang masih fokus membaca menu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Martanita [END]
Romance⚠️PERLU DIPERHATIKAN!!⚠️ Cerita ini mengandung sedikit unsur kedewasaan, untuk yang dibawah umur bijaklah dalam memilih bacaan! (18++) Baik dan lugu, itulah sifat dari seorang Anita Gautama. Wanita yang jatuh cinta pada lelaki yang bernama Herman Wi...