42. Mulai peduli

361 27 1
                                    

"Namanya Naira" balas Agatha. Dia tampak menghela nafas panjang sebelum berkata.

"Dia kakak saya bu" katanya.

~~~~~~~~~~~~

"Maksud kamu?" Tanyaku.

"Renita itu kakak saya, namanya Naira. Dia sudah beberapa bulan yang lalu pergi meninggalkan rumah" kata Agatha.

"Saya minta maaf bu" aku merasa bingung dengan ucapannya kali ini.

"Kakak saya sudah merencanakan semuanya. Saya tahu hal itu, sudah sejak lama dia mengincar keluarga ibu" jelasnya. Aku semakin di buat bingung olehnya.

"Kemarin malam dia menemui saya. Dan meminta saya untuk menjauhi ibu, dia tak ingin rencananya gagal kali ini" kata Agatha.

"Saya tidak mengerti maksudmu Agatha" kataku.

"Renita akan menghancurkan keluarga ibu" kata Agatha.

Apa semua yang aku pikirkan benar? Apa kecurigaanku selama ini pada Renita itu benar?

"Saya tidak bisa membantu banyak bu, saya minta ibu berhati-hati dengannya" kata Agatha lalu pergi begitu saja.

~~~~~~~~~~~~

AUTHOR POV

"Nit, keluar yuk!" Ajak Gilang pada Anita. Anita tampak sedang sibuk dengan ponselnya.

"Keluar kemana?" Tanya Anita.

"Jalan-jalan" kata Gilang.

"Jalan-jalan dimana?" Tanya Anita.

"Di hatimu" balas Gilang. Anita langsung menatap ke arah Gilang.

"Ya kemana gitu" kata Gilang sambil menyengir.

"Sekali-sekali" imbuhnya.

"Iya udah ayo" kata Anita yang langsung turun dari kasur.

~~~~~~~~~~~~~~

"Mau makan?" Tanya Gilang.

"Boleh" balas Anita sambil mengangguk.

"Mau makan dimana?" Tanya Gilang.

"Dimana ya?" Gumam Anita.

"Di pinggir jalan gitu gimana?" Usul Anita.

"Yakin?" Tanya Gilang. Anita mengangguk mengiyakan.

"Oke, kita cari dagangnya dulu" kata Gilang. Beberapa menit mobil mereka melaju membelah keramaian kota di malam hari, hingga pada akhirnya Anita melihat seorang pedagang.

"Itu disana" Anita menujuk ke arah pedagang itu.

Gilang menghentikan mobilnya. Dia keluar terlebih dahulu lalu beralih ke pintu mobil di sisi lainnya. Gilang mempersilakan Anita Untuk turun.

"Bang beli satenya ya" kata Gilang sambil mendudukan dirinya.

"Kan emang dagang sate, kamu gimana sih?" Anita terkekeh.

"Ya siapa tau jualan yang lain juga" balas Gilang.

"Berapa porsi mas?" Tanya abang dagang.

"Satu aja" kata Gilang.

"Lho kok cuma satu?" Tanya Anita.

"Biar so sweet dikit kan gapapa" balas Gilang.

~~~~~~~~~~~~~

Tak berselang lama abang penjual sate itu datang membawa satu porsi sate. "Selamat menikmati mas, mbak" kata abang dagang itu.

"Makasi ya bang" balas sambil menaik turunkan alisnya. Abang dagang itu mengacungkan jempolnya.

Martanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang