AUTHOR POV
Sebulan berlalu, akhirnya Devan di izinkan untuk pulang. Kebahagiaan terpancar dari wajah kedua orang tuanya, Gilang dan Anita.
Untuk pertama kalinya mereka menggedong anak mereka. Dan Anita menyusui secara langsung. Sebelum mereka pulang, dokter berpesan agar merawat Devan dengan hati-hati. Devan di nyatakan memiliki penyakit pernafasan akut pneumonia.
"Namun ibu tidak perlu khawatir, karena kami akan memberikan obat pencegahnya" kata Dokter Rangga.
"Terimakasih dok" balas Anita.
~~~~~~~~~~~~~~
ANITA POV
Devan tampak tertidur pulas di gendonganku. Dia sangat lucu. Sesekali dia merengek karena lapar.
Marta memarkirkan mobil kami di halaman rumah disambut oleh pak Agus. Didalam mama dan papa sudah mempersiapkan semuanya termasuk ibu dan kedua mertuaku.
Bi Rastri menyambut kedatangan kami. "Silakan masuk tuan, nona" kata Bi Rastri.
"Selamat datang sayang"
"Bagaimana kabar cucu nenek?"
"Hay! Ganteng"
"Wahh mirip Anita ya"
Pertanyaan dan sapaan menghampiri kami. "Halo kakek dan nenek" sapaku balik.
Aku meletakkan Devan yang tengah tertidur pulas di sebuah box bayi. "Gimana kata dokter?" Tanya mama.
"Dokter bilang, Devan punya penyakit bawaan, maka dari itu kita haru jaga dia baik-baik" balasku.
"Uhukk" Devan tiba-tiba terbatuk. Aku segera mengambilnya dari box bayi. Ini biasa terjadi saat kami di rumah sakit.
"Sini sama papa" pinta Marta. Aku menyerahkan Devan ke Marta. Devan tampak tersenyum.
"Dia senang di gendong ayahnya" ucap ibu.
~~~~~~~~~~~~~~
AUTHOR POV
Rutinitas keluarga Gilang dan Anita berjalan seperti biasanya. Semenjak usia Devan memasuki 5 bulan, terkadang Anita meninggalkannya di rumah karena harus pergi mengajar, terkadang juga dia mengajakknya.
Jika Anita tak mengajaknya maka Gilang yang akan menyempatkan diri untuk bulak balik dari rumah ke kantor.
Seperti saat ini, Anita baru saja sampai di rumah. Kebetulan ini jam istirahat. "Devan sayang!! Mama datang!" Sapa Anita.
Bi Rastri sambil menggendong Devan membukakan pintu untuk Anita. "Hay sayang, sini sama mama" Anita mengambil Devan dari Bi Rastri.
"Bibi sudah makan? Ini Anita bawain makanan" kata Anita.
"Sudah non, terimakasih. Sini makanannya biar bibi taruh di dapur" kata Bi Rastri.
Devan tampak sangat bahagia melihat ibunya datang. Dia tertawa sembari bertepuk tangan. Anita mengelurkan sebuah mainan dari dalam tasnya.
Anita memasangnya di pinggir box tempat tidur Devan.
Klik...
Mainan itu berputar. Devan tampak terdiam sejenak menatap takjub ke arah mainan itu. Lalu tertawa gembira. "Devan suka?" Tanya Anita.
"Aaa....aa" Anita menaruhnya di dalam box. Devan tampak berusaha meraih mainan itu. Dia bertepuk tangan sembari tertawa. Menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Martanita [END]
Romance⚠️PERLU DIPERHATIKAN!!⚠️ Cerita ini mengandung sedikit unsur kedewasaan, untuk yang dibawah umur bijaklah dalam memilih bacaan! (18++) Baik dan lugu, itulah sifat dari seorang Anita Gautama. Wanita yang jatuh cinta pada lelaki yang bernama Herman Wi...