70. Ngidam

433 19 6
                                    

Anita tak mengiraukannya. Hingga sampai di mobil pun Gilang masih tak di pedulikan oleh Anita.

~~~~~~~~~~~~~~

"Jadi beli mangga nggak nih?" Tanya Gilang.

Anita melirik sekejap ke arah Gilang. "Kalo gak kita langsung pulang aja" kata Gilang.

"Aaaa...jahat!" Gerutu Anita.

"Jadi?" Mereka saling menatap.

"Harus jadi" balas Anita.

Gilang berhenti di sebuah swalayan. "Ayo turun sayang" Tapi Anita tetap diam di dalam.

"Kok disini?" Tanyanya. Gilang mengerutkan keningnya.

"Ya, kita belanja sini. Katanya mau mangga" kata Gilang.

"Tapi aku kan gak bilang harus beli di swalayan" kata Anita.

Gilang terdiam sejenak. "Perasaanku gak enak" batinnya.

"Terus gimana dong?" Tanya Gilang.

"Aku mau kita metik langsung dari pohonnya" Anita tersenyum senang.

"Tapi kita gak punya pohon mangga sayang. Jadi kita belanja disini aja ya, rasanya juga tetep sama kok, rasa mangga" kata Gilang berusaha membujuk.

"Siapa bilang gak ada pohon mangga? Kita kerumah Amel aja klo gitu. Aku juga udah lama gak ketemu sama dia" kata Anita.

Melihat Gilang yang tak ada pergerakan Anita merasa sedikit kesal. "Marta!! Ayo!" Katanya.

"Oh ya, sekarang" balas Gilang ragu.

~~~~~~~~~~~~~~

GILANG POV

Sampai disana kami disambut oleh keluarga Amel. "Nita apa kabar?" Sapa kak Rita seraya memeluk Anita.

"Bentar lagi punya adik nih" goda kak Rita.

"Gilang, ayo masuk!" Pintanya.

"Kak Nita!!" Amel berlari dari kejauhan menghampiri Anita.

"Hallo cantik" balas Anita .

"Kak Gilang ikut juga?" Tanyanya. Aku langsung menggendongnya.

"Amel apa kabar? Makin gendut nih yaaa?" Tanyaku.

"Gak, kata mama Amel makin kurus kok" katanya membuat orang-orang disana tertawa.

"Ma...ma...ma" seorang anak kecil mendekati kami.

Umurnya sekitar 1 tahunan, dia pasti adik Amel. "Iiii kak Rita!!" Anita terlihat gemas dengan anak kecil itu.

Perlahan dia mendekatinya dan menggendongnya. "Adiknya Amel?" Tanya Anita. Kak Rita mengangguk mengiyakan.

"Udah sini, kamu gak perlu gendong dia kaya gitu kasian berat" kata Kak Rita.

"Gapapa kok kak, lagian cuma sebentar" balas Anita.

Aku mengelus pelan pipinya. Dia tertawa senang sambil berceloteh tak jelas. "Siapa namanya?" Tanyaku.

"Ck, mana dia bisa jawab, orang masih kecil" protes Anita.

"Namanya Gema" kata Kak Rita.

"Gimana sayang? Ge.ma." kak Rita mengambil anak itu dari Anita.

"Emma..ma..." Celotehnya.

"Pinternyaa" kata Anita.

~~~~~~~~~~~~~~~

AUTHOR POV

Martanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang