ANITA POV
Seminggu sudah berlalu, hubunganku dengan Adhitya semakin dekat
Entah kenapa hari ini aku memikirkan Adhitya. Dia baik, dan juga tampan tapi disisi lain murid baru itu juga tergiang-ngiang di kepalaku.
Ada dua orang baru sekarang satunya baik dan satunya lagi.... Skip
~~~~~~~~~~~
Kini aku sudah siap berangkat kesekolah. Aku mrngunci pintu rumahku dan berjalan kearah mobilku.
"Hay kak Nita!!" Amel menyapaku sambil berteriak.
"Hay!!" Aku membalasnya sambil melambaikan tangan.
Aku mulai melajukan mobilku menuju sekolah.
~~~~~~~~~~~
AUTHOR POV
Anita tampak berjalan terburu-buru. Sesekali dia melihat kearah arloji yang melingkar indah ditangannya.
"MIPA 1" gumam Anita sambil terus berjalan.
Hingga sampai ia di depan lapangan olahraga sekolah, disana tampak ramai siswa laki-laki sedang bermain basket.
"Harus lewat sini kah?" batin Anita.
"Jika aku lewat jalur lain itu akan memperlambat saja" batin Anita.
Dia meneruskan langkahnya memasuki lapangan. Dia berjalan di pinggir lapangan. Sesekali melirik kearah para siswa yang sedang bermain. Tiba-tiba....
"Awas bu!!!" Teriak salah satu siswa yang bermain.
Sebuah bola melanbung kearah Anita.
"Aaaa!!!" Anita melindungi kepalanya dengan kedua tangannya.
Namun dengan cepat seseorang menangkap bola itu yang berjarak tinggal beberapa senti dari Anita.
Sontak para siswa disana bersorak histeris melihat kejadian itu.
Anita mendonggakkan wajahnya. Dan apa yang ia lihat di hadapannya sekarang? Murid yang merayunya di kelas kemarin berdiri tepat di hadapannya sambil tersenyum.
"Kamu?? Ngapain kamu disini?" Tanya Anita sambil menjauhkan dirinya dari anak itu.
"Saya nolongin ibu tadi" balas Gilang cengengesan.
Seseorang menghampiri mereka, salah seorang teman Gilang. "Maafkan kami bu, kami tak melihat ibu lewat disini tadi, untungnya Gilang bergerak cepat jika tidak kami tak tau apa yang akan terjadi, sekali lagi maafkan kami" siswa itu berbicara sambil menunduk.
"Lain kali hati-hati, kali ini kalian bisa bebas dari hukuman, jika sekali lagi seperti itu tidak ada ampun untuk kalian!" balas Anita dengan tegas.
Anita langsung melangkah pergi dari sana namun sebelum itu gilang berhasil menahannya dia menarik tangan Anita.
Anita mentap tajam pada gilang. "Lepaskan tangan saya Marta!" Gilang pun melepas genggamannya.
"Jangan marah dong bu, ntar cantiknya hilang lho" Gilang tertawa melihat Anita yang tengah kesal.
Anita mendelik kearah Gilang. "Ibu, gak bilang apa gtu? Habis saya tolong, main lari aja" Gilang mengode pada Anita.
"Emangnya saya harus bilang apa ke kamu?" Tanya Anita.
"Yaa...terimakasi kek" kata Gilang.
"Kamu pamrih sekali" balas Anita.
"Bukannya pamrih bu, tapi saya sering dengar kalau ada orang yang menolong kita, kita wajib berterimakasih padanya" jelas Gilang
KAMU SEDANG MEMBACA
Martanita [END]
Romance⚠️PERLU DIPERHATIKAN!!⚠️ Cerita ini mengandung sedikit unsur kedewasaan, untuk yang dibawah umur bijaklah dalam memilih bacaan! (18++) Baik dan lugu, itulah sifat dari seorang Anita Gautama. Wanita yang jatuh cinta pada lelaki yang bernama Herman Wi...