85. Terungkapnya Kejahatan

371 30 7
                                    

Happy reading....

























AUTHOR POV

Salsa menatap pantulan dirinya di cermin. Gaun putih yang melekat ditubuhnya menambah kecantikan dalam dirinya.

"Kau siap?" Tanya Gilang. Salsa mengangguk pelan.

Ditempat pernikahan para tamu undangan sudah berdatangan. Dari pihak mempelai pria hanya Melda yang mau hadir dalam acara tersebut. Jangan tanya lagi kemana kedua orang tua Gilang, mereka tak sudi datang ke pernikahan kedua putra mereka ini.

Kedua mempelai sampai di tempat acara, seluruh tamu undangan memandang kagum keduanya yang berjalan beriringan. Tidak dengan Melda, dia merasa kecewa atas apa yang telah dilakukan adiknya itu.

Aneh, Adibrata tak ada di acara itu. Gilang menatap sekelilingnya dia melihat ditiap sudut ruangan ada lelaki berpakaian serba hitam.

Baru saja hendak memegang tangan Salsa, tiba-tiba suara ledakan berbunyi sangat keras membuat semua orang disana terkejut. Suasana seketika menjadi gaduh.

"Diam!!" Diambang pintu, seorang pria tua tengah tersenyum sinis.

Gilang menatap tajam ke arahnya. Sekumpulan pasukan berbaju serba hitam tiba-tiba memasuki ruangan membekap setiap tamu yang ada di sana. Disaat yang bersamaan para anak buah kepercayaan Gilang balik menyerang mereka.

Dengan cepat Adibrata berlari dan menarik tangan Salsa. Berkali-kali Salsa memberontak dan berteriak. Namun Adibrata menodongkan pistol ke arah Salsa.

"Lepaskan!" Perintah Gilang.

"Hiks....Gilang, tolong" kata Salsa.

"Aku akan mendapatkan semuanya" kata Adibrata seraya tertawa menggelegar.

"Siapa bilang kau sudah mendapatkannya?" Seorang lelaki tengah menodongkan pistol ke arah Adibrata.

"Bagas..." Gumam Gilang.

"Kau tidak akan bisa mendapatkan apa yang kau mau tuan Adibrata!"

Darrr!!

Peluru melaju mengarah pada Adibrata. Seketika Salsa yang dibekapnya memberotak. "Maafin Salsa ayah" lirih Salsa. Ia langsung mendorong sang ayah dan peluru itu berhasil mengenai bagian dadanya.

Suara tembakan mulai terdengar lagi. Suasana hening kembali menjadi riuh. "Ajak kak Melda kesana" pinta Gilang.

Salsa segera mencari keberadaan Melda dia bersembunyi di balik meja. Salsa langsung menarik tangannya. "Ihh apaan nih?!" Kata Melda tak terima disentuh oleh Salsa.

"Ikut Salsa ya kak, disana kita akan aman" Salsa berusaha menjelaskannya agar Melda menurutinya.

"Nggak! Lebih baik saya mati dibunuh orang-orang ini daripada dibunuh olehmu!" Salsa terdiam sejenak. Hatinya terasa sakit mendengar hal itu.

Tanpa basa-basi Salsa menarik paksa tangan Melda. Sampai pada akhirnya mereka sampai disebuah ruangan yang sudah dipersiapkan oleh Gilang.

Ceklek...

Salsa mengunci pintu itu dari dalam. Kini Melda tengah menatap tajam ke arahnya.

"Kakak mau ku buatkan minum?" Tawar Salsa.

Melda lanngsung menolaknya. "Nggak, yang ada nanti kamu ngeracunin saya lagi" katanya sinis.

Salsa hanya bisa tersenyum mendengar penolakan Melda. "Ini semua terjadi karena ayahmu itu kan? Mau ngapain dia? Dimana Gilang? Jangan sampai dia membunuh adikku" kata Melda.

Martanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang