Chapter 2

2.1K 208 67
                                    






Mobil Sport mewah berwarna hitam memasuki gerbang perusahaan yang cukup besar dan sukses.
QZ Company

Seorang pria keluar dari mobil dengan setelan Jas rapih berwarna hitam, berdiri dengan sangat Angkuhnya, dan melepas kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Terlihat sangat tampan.

Pria itu adalah CEO sekaligus pemilik dari perusahaan QZ Company. pria itu bernama Ammar Fathee atau biasa di panggil dengan Am'

Pria itu pun berjalan kearah 2 Security yang berdiri didepan pintu masuk perusahaan.

"Parkirkan mobil saya" perintah pria tersebut pada salah satu Security dan menyerahkan kunci mobilnya pada Security tersebut.
Security itu pun langsung mengangguk dan melaksanakan perintah dari atasannya.

Setelah mengatakannya pria itu pun berjalan masuk kedalam perusahaan.

"Good morning sir...

"Morning sir...

"Good morning sir...

Terdengar ucapan selamat pagi dari seluruh karyawan kantor untuk pria tersebut, yang dibalas dengan Anggukan.

"Morning sir Am'...
Ucap seseorang pria yang berjalan menghampiri pria yang dipanggil Am'.

Ammar menoleh dan melihat seorang pria yang berpakaian sama seperti dirinya. tapi pria itu memakai kacamata minus yang bertengger dihidungnya, yang tidak sama sekali terlihat cupu malah lebih terlihat sangat tampan dengan kacamatanya.

"Hm...
Jawab Ammar saat sekretarisnya lah yang mengucapkan.

"Bagaimana Ans? Apa sudah tidak ada lagi media yang membicarakanku ?" Tanya Ammar pada sekretarisnya Ansel, sambil berjalan menuju ruangannya.

"Tidak ada sir, tidak ada lagi media yang membicarakanmu" Jawab Ansel sekretaris Ammar.

"Bagus. wanita itu tidak tau berurusan dengan siapa" Ucap Ammar yang sepertinya berbicara pada dirinya sendiri.

"Kalau begitu apa jadwal saya hari ini, apa ada pertemuan ?" Tanya Ammar pada Sekretarisnya.

"Tidak ada sir, Hari ini anda hanya perlu memeriksa dokumen-dokumen untuk pembangunan proyek baru kita" Jawab Ansel.

"Baiklah, bawakan semuanya keruangan saya" perintah Ammar. saat sudah berada didepan ruangan Ammar.

"Saya butuh bicara dengan anda sir !!!

Ammar berhenti sejenak membuat ia mengurungkan niatnya untuk membuka pintu ruangnya dan menoleh kesamping melihat kearah Ansel "Ada apa ?" Tanya Ammar dengan tatapan yang sulit diartikan.

Tapi Ansel menunduk ia tidak berani menatap atasannya.

"Masuk" perintah Ammar dengan tegas, dan ia pun masuk kedalam ruangannya.

Ansel pun mengikuti Ammar masuk kedalam ruangan dengan wajah menunduk.

"Katakan" Ucap Ammar dengan serius, duduk di kursi kerjanya dengan menatap kearah Ansel yang berdiri dihadapannya.

"Ini soal nona" Ucap Ansel dengan ragu-ragu.

Ammar mengerutkan keningnya sebentar lalu sedetik kemudian ia tersenyum.
"Kenapa dengan Anne? apa dia menghilang lagi? Oh astaga.. kenapa kau sangat tegang begitu Ans, bukankah itu sudah menjadi kebiasaannya untuk mencari perhatianku. Tenang saja kita akan bisa menemukannya" Ucap Ammar dengan tertawa santai.

"Tapi kali ini kita akan sedikit sulit menemukannya karena nona pergi tidak membawa apapun, Nona meninggalkan semua barang-barangnya. termasuk alat pelacak yang sengaja dibuat dikalung nona pun dilepaskan, sepertinya nona hanya membawa pakaian yang nona pakai dan beberapa lembar uang saja sir" Ucap Ansel memberitahu Ammar.

HANDSOME in the DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang