Chapter 8

1.4K 148 19
                                    


Maaf aku hampir lupa update tadi.
Hihihi.

Aku hanya update 2 Chapter aja ya.

Happy reading.





"Marc....

Pria itu menoleh kearah Arrumi dan menatap Arrumi dengan wajah datarnya.




Arrumi langsung bangun dan melihat kesekitar, dan langsung menutup mulutnya kaget. Karena beberapa pria yang mengganggunya tadi terkapar dijalanan. Entah mereka semua mati atau tidak, Arrumi tidak tau, karena ia terlalu takut.

Seketika tatapan Arrumi tertuju pada pria yang berdiri tak jauh darinya, Arrumi langsung menghampiri pria itu.

"Apa kau baik-baik saja ?" Tanya Arrumi pada Marc.

"Ya"
Jawab Marc dengan wajahnya yang terlalu datar, sampai Arrumi ingin memeriksa tubuh Marc tapi Marc malah menjauhkan dirinya dari Arrumi.

"Apa yang ingin kau lakukan ?" Tanya Marc dengan wajah dinginnya.

"Akuuu ingin memeriksa tubuhmu, aku ingin memastikannya" Jawab Arrumi.

"Bukankah saya sudah menjawabnya tadi" Ucap Marc dengan dinginnya.

"Dimana rumahmu? Saya akan mengantarkanmu pulang" Ucap Marc akhirnya.

"Aku bisa pul-

"Hanya ingin menolongmu agar kau tidak diganggu oleh orang seperti mereka" Jawab Marc memotong ucapan Arrumi.

Arrumi berpikir sejenak, lalu sedetik kemudian ia menganggukkan kepalanya.
"Baiklah" Jawab Arrumi akhirnya. tidak masalah jika mereka berjalan bersama, lagi pula Marc sudah menolongnya.

"Sebaiknya kau jalan terlebih dahulu, kita tidak perlu terlalu dekat" Ucap Marc. membuat Arrumi berjalan didepan dan Marc dibelakangnya. dengan hanya berjarak 1 meter.

Setelah mereka berjalan sudah cukup jauh seseorang pria berdiri ditengah 4 orang yang sudah terkapar.

Berdiri dengan menatap kearah Marc dan juga Arrumi dengan badan tegaknya dan Jas yang sudah tersampir dibahunya dengan memakai kemeja putih yang sudah berlumuran darah. Tidak bisa terlihat wajahnya dengan jelas karena gelapnya malam.

***

Arrumi berjalan dengan rasa canggung, ia terlihat sangat tidak nyaman dengan keadaan seperti ini, sampai akhirnya Arrumi berinisiatif untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu agar dapat mencairkan suasana.

"Apa kau sudah berbaikan ?" Tanya Arrumi pada Marc, sambil terus berjalan.

Arrumi tidak mendengar jawaban dari Marc membuat Arrumi berhenti dan menoleh kebelakang. dan seketika Marc pun ikut berhenti dan menatap datar Arrumi.

"Apa sudah sampai ?" Tanya Marc dengan wajah datarnya.

"Belum, rumahku di ujung jalan sana" Jawab Arrumi dengan menunjuk kearah depannya.

"Lalu untuk apa kau berhenti ?" Tanya Marc dingin.

"Aku tadi bertanya denganmu, tapi kau tidak menjawab. karena itulah aku berhenti untuk melihatmu" Ucap Arrumi dengan kesalnya.

"Saya tidak mendengarnya" Jawab Marc dengan santainya.

Arrumi pun menghela nafas sabar, kalau bukan pria ini sudah menolongnya, Arrumi tidak akan sesabar ini. Apalagi dengan wajahnya yang seperti memiliki banyak beban.

Arrumi pun berjalan kembali.
"Aku tadi bertanya? Apa kau sudah berbaikan ?" Ulangi Arrumi bertanya kembali pada Marc.

"Berbaikan? Siapa ?" Tanya Marc, yang mendengarnya.

HANDSOME in the DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang