Chapter 78

1K 184 12
                                    


Jangan lupa VOTE dulu sebelum dibaca. Ok.

Happy reading.






Las Vegas.



Ammar meletakkan sebuket bunga masing-masing di dua makam lalu berdiri di tengah-tengah dua makam tersebut.

"Maaf baru sempat datang kemari setelah sekian lama"

"Tidak perlu menceritakannya kalian pasti sudah tau bukan, apa yang sudah terjadi selama beberapa tahun belakangan ini"

"Tidak apa. semua sudah membaik, dan aku ingin memberitahu kalau kalian akan memiliki cucu pertama. Anne saat ini tengah mengandung doakan semoga semuanya berjalan dengan lancar sampai persalinan dan anak dan ibunya sehat"

"Aku pergi sekarang"

Setelah mengatakan itu Ammar pun langsung memakai kacamata hitam dan berjalan pergi kearah mobilnya.

*****

Ammar mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang sambil melihat kearah luar jendela mobil melihat pemandangan kota kelahirannya.

Drett drett drett...

Ponselnya bergetar, tanpa melihat siapa yang meneleponnya Ammar pun langsung mengangkat telepon tersebut.

"Hallo"

"Apa kau sudah pulang ?"

Ammar menghela nafas sabar, suara adiknya lagi yang menelepon.

"Baru selesai dari makam"

"Kalau begitu langsung pulang ke LA"

"Ada apa ?"

"Tidak papa, hanya saja aku ingin saat aku melahirkan kau ada bersamaku"

"Apa suamimu tidak ingin menemanimu ?"

"Tidak, bukan begitu. Hanya saja aku ingin kau menemaniku juga Ammo"

"Aku akan disini selama beberapa hari"

"Tidak, kau harus pulang dan menemaniku saat melahirkan"

"Oh ayolah Anne, aku hanya ingin tinggal beberapa hari disini, lagi pula kandungan mu baru 5 bulan, kau bicara seperti akan melahirkan besok saja"

"Kenapa kau tidak pernah menuruti keinginan ku, kau tau ini keinginan keponakan mu dia ingin kau menemaniku saat melahirk-

"Oh shit" Ammar membelalakkan matanya terkejut saat melihat seorang anak kecil laki-laki tengah menyebrang jalan dan hampir menabraknya.

Ckiiittttttt..

Ammar langsung mengerem mobilnya dan langsung keluar dari mobil dengan wajah yang terlihat sangat khawatir.

Seorang anak kecil tengah terduduk diam didepan mobil Ammar dengan menunduk.

"Apa kau baik-baik saja? apa ada yang terluka ?" Tanya Ammar dengan khawatir, tapi anak kecil itu diam saja masih menundukkan kepalanya.

"Heii, kau bisa mendengarku? apa kau terluka ?" Tanya Ammar dengan masih terlihat sangat khawatir.

Anak kecil laki-laki itu pun perlahan mendongakkan kepalanya menatap wajah Ammar.

Ammar menatap anak kecil itu dengan tatapan yang sulit diartikan entah kenapa hatinya terasa hangat, sedangkan anak kecil itu hanya menatap Ammar dengan sesekali mengedipkan matanya beberapa kali.

Anak itu pun bangun dari duduknya, membuat Ammar tersadar dan memeriksa tubuh anak itu.

"Apa ada yang sakit ?"

HANDSOME in the DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang