Chapter 20

1.2K 141 1
                                    


Malam hari.



Arrumi berjalan dengan cepat karena ia ingin segera sampai kerumahnya hari ini ia begitu sangat kelelahan karena banyaknya pelanggan yang berkunjung ke Cafe tempatnya bekerja.

Saat Arrumi sudah sampai didepan rumahnya ia melihat sebuah mobil yang terparkir didepan rumahnya dan ia juga melihat seorang pria yang duduk di depan pintu rumahnya dengan jas yang sudah tersampir dibahunya.

Arrumi menyerngit bingung. kenapa ada orang yang duduk didepan rumahnya. siapa dia ??

Arrumi pun perlahan menghampiri pria itu dan..

"Ammar ?... sedang apa kau disini...

Ammar pun mendongakkan kepalanya, menatap Arrumi yang berdiri didepannya. Ammar pun tersenyum.

"Kau sudah pulang..

Ammar pun bangun dengan susah payah mencoba berdiri. dan Arrumi yang melihat Ammar sangat sulit berdiri pun menghampiri Ammar, hendak membantunya. Tapi Arrumi mencium bau alkohol dimulut Ammar.

"Kau habis minum ?

"Sedikit" Jawab Ammar dengan menyengir kuda. "Tapi aku tidak mabuk" Lanjut Ammar dengan sempoyongan. membuat Arrumi memutar bola matanya malas.

"Sungguh, aku tidak mabuk" Ammar meyakinkan Arrumi dengan cengengesan.

"Kau seharusnya pulang, bukannya malah datang kemari. Apalagi dengan keadaan yang seperti ini" Ucap Arrumi sambil memegang pundak Ammar agar tidak terjatuh karena tidak bisa berdiri dengan benar.

"Aku lupa dimana rumahku" Jawab Ammar enteng. membuat Arrumi mendengus kesal.

"Kau lupa dimana rumahmu tapi ingat dimana rumahku" Ucap Arrumi dengan tidak percayanya.

"Hm..
Jawab Ammar hanya dengan gumaman.

Arrumi pun menghela nafas panjang. lalu sedetik kemudian ia melihat kearah mobil yang terparkir di depan rumahnya.

"Apa kau datang kesini menggunakan mobil ?" Tanya Arrumi dengan wajah datarnya.

"Tidak, aku datang kemari menggunakan kuda terbang" Jawab Ammar dengan santainya.

Arrumi pun mencubit perut Ammar dengan kencang. membuat Ammar meringis kesakitan.

"Kau ini kejam sekali" Ucap Ammar dengan mengusap perutnya yang telah dicubit oleh Arrumi.

"Kau pantas mendapatkannya, kau bukan kucing yang memiliki banyak nyawa" Omel Arrumi.

Ammar pun tersenyum sambil merangkul pundak Arrumi.
"Apa itu artinya kau perduli denganku" Ucap Ammar tersenyum-senyum. Arrumi ia tidak memperdulikannya, dia saat ini sedang membuka pintu rumahnya.

Saat pintu terbuka Arrumi pun membawa Ammar masuk kedalam rumahnya dan menidurkannya disofa.

"Akui saja kau perduli denganku bukan" Ucap Ammar dengan menggoda Arrumi.

"Diam atau aku akan membiarkan mu tidur diluar!!" Ancam Arrumi membuat Ammar diam dengan memanyunkan bibirnya.

Arrumi pun menaruh jas Ammar dimeja dan melepaskan sepatu Ammar. sedangkan Ammar ia hanya diam saja dengan mata yang sudah tertutup.

Arrumi duduk disamping Ammar hendak melonggarkan dasinya dan membuka kancing kemeja teratas Ammar tapi lengannya dicekal oleh Ammar yang saat ini sudah membuka matanya menatap Arrumi dengan tatapan sayu.

"Kau mau apa? apa kau ingin merusak ku ?" Tanya Ammar dengan menatap Arrumi.

Arrumi yang tidak mengerti hanya bisa menyerngit bingung. Merusaknya?

HANDSOME in the DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang