Holla aku kembali....
Jangan lupa VOTE yah.
Happy reading.
Arrumi tak bisa lagi menahan tangisnya, ia pun langsung kembali masuk kedalam kamarnya dan berlari ke arah kamar mandi lalu menutupnya pintunya.
Arrumi merosot ke bawah lantai dengan menangis lirih.
Hatinya benar-benar sangat hancur saat mendengar perkataan Ammar.
"Ku pikir kau sudah berubah, aku pikir kau sudah tidak lagi menyimpan rasa dendam pada ku"
"Tapi ternyata aku salah, kau justru ingin mencari waktu yang tepat, agar bisa membunuh ku"
"Sebesar itu kah rasa benci mu padaku"
"Sakitt hiks.. hiks"
"Rasanya sangat sakit hiks" Ucap Arrumi sambil memukuli dada sebelah kirinya.
Arrumi terpaku sebentar dengan tatapan sendu. ia mengingat sesuatu, lalu tatapannya beralih kearah perutnya. bukan hanya dirinya yang tidak Ammar inginkan, tapi juga janin di dalam perutnya.
"Kau tenang saja nak, ibu tidak akan membiarkan mu tiada, ibu akan membuat mu tetap hidup dan lahir agar bisa melihat dunia" Ucap Arrumi dengan lirih dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.
"Jika ayahmu tidak menginginkan mu, masih ada ibumu, bukan! Ibumu siap mengorbankan nyawa demi hidupmu" Ucap Arrumi sambil mengelus perutnya yang terlihat masih rata.
Tok tok tok.
"Arrumi, apa kau di dalam ?"
Suara Ammar dari luar membuat Arrumi langsung menghapus air matanya.
"I-iya"
"Sedang apa ?"
Ceklek.
Pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah Arrumi dengan wajah tenang.
"Matamu sembab, kau habis menangis ?" Tanya Ammar dengan menangkup kedua pipi Arrumi.
"Ada apa, kenapa kau menangis ?" Tanya Ammar dengan raut wajah yang terlihat sangat khawatir.
Arrumi menatap Ammar dengan tatapan sendu menahan diri agar tidak kembali menangis.
"Apa ini bagian dari rencanamu? bersandiwara seolah-olah perduli padaku? kenapa? kenapa kau melakukan ini padaku" Ucap Arrumi dalam hatinya.
"Arrumi.." Panggil Ammar.
"Aku.. telah mengalami mimpi buruk" Jawab Arrumi.
"Mimpi buruk ?" Tanya Ammar membuat Arrumi langsung menganggukan kepalanya.
"Mimpi itu sangat buruk, seoalah semuanya begitu nyata dan aku sampai ketakutan hingga akhirnya menangis"
"Kau bermimpi apa ?"
"Kau ingin membunuhku" Jawab Arrumi dengan wajah yang terlihat sangat sedih.
"Didalam mimpi mu, aku ingin membunuhmu ?"
Arrumi terdiam tidak menjawab ucapan Ammar.
"Jangan terlalu di pikirkan, itu hanya mimpi, sebaiknya kau tidur lagi" Ucap Ammar dengan tersenyum.
"Bukan mimpi, tapi kenyataan" Ucap Arrumi dalam hatinya.
Kini mereka tertidur dengan Arrumi yang tertidur membelakangi Ammar.
Lengan Ammar perlahan memeluk Arrumi dari arah belakang memegang perut Arrumi.
"Ku rasa perutmu sedikit membuncit, apa akhir-akhir ini nafsu makan mu bertambah ?" Tanya Ammar dibelakang telinga Arrumi.
Arrumi menutup matanya menahan rasa sesak dihatinya.
"Seandainya saja kau tau kalau saat ini kau sedang mengelus calon anakmu" Ucap Arrumi di dalam hatinya."Tidurlah, jangan terlalu dipikirkan, itu hanya mimpi. aku tidak akan pernah melakukan seperti apa yang ada didalam mimpimu"
"Aku sangat mencintaimu" Ucap Ammar sambil mencium kepala Arrumi.
Air mata Arrumi kembali menetes, hatinya semakin terasa sakit saat ammar mengatakan kata cinta padanya.
"Berhenti bersandiwara padaku, itu membuatku semakin sakit" Ucap Arrumi dalam hatinya sambil terus meneteskan air matanya.
*****
Arrumi bangun dari tidurnya dan melihat sekitar kamar, tidak ada suaminya disana.
Arrumi melihat secarik kertas di atas meja yang di tulis dengan tulisan tangan.
_Aku harus pergi selama beberapa hari, jaga dirimu baik-baik disini_ Suamimu.
Ia pun bangun dan berjalan keluar kamar untuk mencari seseorang. tapi sayangnya rumah terlihat begitu sangat sepi.
Arrumi berjalan menuruni anak tangga dan melihat salah satu pelayan yang sedang menyiapkan sarapan.
"Nona butuh sesuatu ?" Tanya Vika saat melihat Arrumi datang menghampiri nya.
"Ah dimana yang lain? rumah terlihat sangat sepi ?" Tanya Arrumi.
"Tuan Ammar pergi, sedangkan yang lain sedang berdiskusi. saya dengar mereka ingin membantu tuan Ammar membuat rencana"
Perkataan Vika membuat Arrumi menegang ditempat.
"Rencana? membunuh ku? dan dia menggunakan orang-orangnya" itulah yang saat ini ada dipikiran Arrumi.
"Nona.."
"Nona.." Vika terus memanggil Arrumi tapi Arrumi hanya terdiam dengan pikirannya.
"Nona.."
Setelah tersadar Arrumi pun berlari kearah tangga, tapi belum sempat ia menaiki tangga Marc memanggilnya.
"Nona, kenapa anda berlari ?" Tanya Marc di belakang Arrumi, membuat Arrumi langsung berbalik dan menatap Marc dengan tatapan penuh kebencian.
"Kau tau? seharusnya aku tidak pernah mempercayaimu dan tidak pernah meminta bantuan padamu"
"Karena pada dasarnya budak tetap lah budak. seperti seekor anjing yang menuruti segala perintah dari tuan nya begitu juga dengan dirimu" Ucap Arrumi dengan sangat tajam, membuat Marc menatap Arrumi dengan datar.
Setelah mengatakan kalimat itu Arrumi pun langsung pergi meninggalkan Marc dan melanjutkan langkahnya untuk menaiki tangga.
*****
Didalam kamar Arrumi terus menatap surat yang ia pegang, surat yang di tulis oleh suaminya.
"Apa sebenarnya rencanamu? Kau menyuruh anak buahmu untuk membunuh ku kan, dan kau pergi agar tidak di salahkan, benar begitu ?"
"Tapi rencanamu tidak akan pernah berhasil"
Arrumi pun menghubungi seseorang.
"Hallo""Apa kau bisa menbantuku? aku ingin pergi dari sini dan lepas dari hidupnya"
Chapter ini sedikit.
Tapi jangan lupa VOTE yah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANDSOME in the DARKNESS
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM DIBACA] Menceritakan kisah Ammar dan Arrumi. dari cerita "Suami Halalku, DOSEN". Mengisahkan seorang mafia yang bernama (Ammar Fathee) jatuh cinta dengan seorang gadis yang bernama (Arrumi Nasha Barack), gadis yang begitu sanga...