Chapter 77

1K 173 18
                                    

Holla.. aku kembali...

Jangan lupa VOTE yah.

Happy reading.





Beberapa tahun kemudian.




Sebuah mobil memasuki area rumah dan terparkir didepan pintu masuk.

setelah beberapa menit kemudian seorang pria keluar dari mobil dengan setelan Jas rapih berjalan masuk kedalam rumah yang terlihat sangat sepi.

Rumah yang dulu di jadikan tempat markas kini rumah itu terlihat sangat sepi dan nampak gelap karena seluruh gorden dan pintu yang tertutup sehingga tidak ada celah cahaya yang masuk kedalamnya.

Pria itu berjalan kearah tangga lalu menaikinya dan menuju kesebuah kamar.

Saat pria itu membuka pintu kamar, kamar itu nampak sama seperti beberapa tahun yang lalu, tidak berubah sama sekali, barang-barang yang masih terletak pada tempatnya dan pintu kamar mandi yang masih rusak akibat dobrakan yang sangat keras.

Pria itu kini berjalan kearah kalender yang terletak di atas nakas samping tempat tidur mengambilnya lalu merogoh saku kemejanya mengambil sebuah pena dan melingkarkan tanggal 14 lalu menulis sesuatu disana. 5 Tahun 6 bulan.

Yaah pria itu adalah Ammar. ia datang ke rumah yang beberapa tahun lalu di gunakan untuk markas tapi kini rumah itu tidak berpenghuni hanya ada beberapa orang penjaga yang menjaga rumah itu.

Setelah kejadian saat itu Ammar telah banyak berubah, ia memutuskan untuk tidak lagi menjalankan bisnis gelapnya dan hanya menjalankan perusahaannya saja.

Lalu bagaimana dengan para anak buahnya, mereka masih tetap bekerja dengan Ammar tapi tidak lagi bekerja untuk membunuh orang atau memperdagangkan senjata ilegal. karena sekarang semua anak buah Ammar telah bekerja membantu perusahaan Ammar dan ada sebagian bekerja di tempat pelatihan menembak tentu atas ijin dan peraturan yang sudah di setujui, Ammar membuka bisnis pelatihan menembak.

Ammar melihat kearah sekitar kamar yang dulu pernah ia tempati bersama seseorang yang sangat ia cintai dengan tatapan tanpa ekspresi, wajahnya kini terlihat sedikit berbeda karena di hiasi bulu-bulu halus di sekitar wajahnya yang tidak mengurangi ketampanannya malah terlihat lebih dewasa.

Ammar merasakan ponselnya bergetar dan melihat kearah layar ponsel yang tertera nama adiknya.

"Hallo"

"Kau dimana ?" Tanya Tasya diseberang telepon sana.

"Ada apa ?"

"Marc bilang kau akan pergi ke Las Vegas, apa itu benar ?"

"Ya"

"Aku akan ikut bersamamu-

"Tidak"

"Kenapa? Aku ingin ke makam papa dan mama"

"Lain kali saja, karena kali ini aku tidak akan membawa pengganggu, aku ingin lebih tenang disana"

"Kau bilang aku pengganggu!!!" Terdengar teriakan tidak terima dari Tasya karena Ammar menyebutnya pengganggu.

"Ya"

"Aku ini adikmu, tapi kau menyebutku-

Belum sempat Tasya menyelesaikan ucapannya Ammar langsung mematikan sambungan teleponnya lalu menghela nafas panjang.

Ammar pun keluar dari kamar berjalan menuruni tangga, dan keluar dari rumah dan langsung masuk kembali ke dalam mobil lalu meninggalkan area rumah.

*****

Seorang wanita dengan perut yang sedikit membuncit tengah duduk di meja makan dengan wajah yang terlihat sangat kesal sambil memegang ponsel di tangannya.

HANDSOME in the DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang