Chapter 14

1.2K 145 4
                                    

Jangan lupa VOTE and FOLLOW akun aku sebelum dibaca.

Happy reading.





Malam hari.




Ammar berdiri ditepi kolam renang dan menatap pantulan bulan dan bintang dari air kolam dengan memikirkan kejanggalan didalam pikirannya.

"Bos... Anda memanggil saya..
Terdengar suara Marc dari belakang Ammar. Ammar pun langsung menoleh.

"Ah benar, saya memanggilmu. Kemari lah Marc" Ucap Ammar menyuruh Marc untuk berdiri disampingnya.
Kenapa Ammar memanggilnya Marc dan bukannya Ansel. karena saat ini pria yang bersama Ammar sedang tidak memakai kacamata dan tatapannya begitu dingin.

"Marc, saya ingin kau membantu saya mencari titik terang dari apa yang saya pikirkan saat ini, karena semuanya terlihat begitu rumit bagi saya" Ucap Ammar dengan tenang..

Marc menganggukkan kepalanya dan menunggu apa yang ingin Ammar katakan.

"Aku sudah bertemu dengan beliau dirumah sakit" Ucap Ammar dengan melihat kearah langit malam.

Marc diam saja, ia sudah tau siapa yang Ammar bicarakan.

"Kau tau? pertemuan pertama kami, saya melihat sesuatu mencurigakan. seorang perawat menyuntikkan cairan kedalam tubuh beliau. benar, saya menyuruhmu untuk mencari tau perawat tersebut" Ucap Ammar sambil melihat kearah Marc sebentar.

"Tapi saat pertemuan kedua saya mendengar fakta bahwa beliau tidak bisa bertemu dengan putrinya karena alasan tertidur. kau tau itu bukan tidur biasa Marc. beliau memberitahuku beliau tertidur lelap karena sebelumnya seorang perawat telah menyuntikkan cairan kedalam tubuhnya. dan saya pun pernah mendapatkan suntikan tersebut dan memberikannya pada Jammy untuk mencari tau cairan apa didalamnya ?" Ucap Ammar menjelaskan semuanya.

"Obat bius yang bisa membuat seseorang tertidur...

"Rencana yang sangat besar sudah terjadi. Ada seseorang yang tidak ingin ibu dan anaknya bertemu. ada sebuah ketakutan, ada sebuah kecemasan Marc..

"Seseorang tidak ingin beliau menceritakan kejadian sebenarnya pada anaknya. dan karena itu ia menyuruh seorang perawat menjalankan rencananya untuk menjauhkan ibu dan anak itu... karena hanya beliau lah yang tau kebenarannya" Ucap Ammar dengan tatapan yang berubah menjadi dingin.

"bukankah itu benar? Tapi mengapa rasanya ada yang seperti tidak masuk akal, tapi saya tidak tau apa itu. apa kau tau ?"

"Semua yang dikatakan anda benar bos, tapi saya tau apa yang membuat anda berpikir ini tidak masuk akal" Ucap Marc dengan wajah datarnya.

"Apa ?

"Bukankah beliau terkena gangguan jiwa? lalu mengapa dia bisa memberitahu anda semuanya layaknya beliau sudah mengenal anda sebelumnya" Ucap Marc dengan menatap Ammar.

Ammar menaikan sebelah alisnya. mencoba untuk mencerna perkataan dari orang kepercayaan nya.

"Bos, apa beliau sudah sembuh dari penyakitnya" Ucap Marc memastikan.

Ammar menggelengkan kepalanya lalu tersenyum menyeringai. senyum penuh arti.

"Marc, bagaimana bisa orang bisa sembuh kalau kenyataannya dia tidak benar-benar sakit" Ucap Ammar dengan tersenyum menyeringai.

"Apa kau tau apa maksudku ?" Ucap Ammar yang masih setia dengan senyum menyeringai.

Marc pun yang awalnya tidak mengerti apa maksud ucapan Ammar tapi pada akhirnya ia ikut tersenyum. dan menganggukkan kepalanya.

HANDSOME in the DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang